Isu Ekonomi Perbatasan Mencuat Di Debat Kandidat

oleh
oleh

Permasalahan pembangunan perbatasan, pertumbuhan ekonomi dan penyediaan air bersih menjadi isu yang diangkat saat debat publik kandidat Gubernur – Wakil Gubernur Kalimantan Barat Tahun 2012 di Pontianak, Kamis malam. <p style="text-align: justify;">"Secara ekonomi, Kalbar tidak bisa dibilang buruk. Pendapatan meningkat," kata panelis pertama, Prof DR Eddy Suratman, Guru Besar Universitas Tanjungpura Pontianak.<br /><br />Namun, lanjut dia, infrastruktur, pelabuhan dan listrik sebagai kebutuhan dasar belum terpenuhi dengan baik.<br /><br />"Jangan mengandalkan APBD maupun APBN, karena kita tahu anggaran negara yang sangat terbatas," kata Eddy Suratman.<br /><br />Panelis kedua, peneliti senior LIPI, R Siti Zuhro mengungkapkan masih rendahnya akses air bersih untuk rumah tangga di Kalbar, yakni sekitar 15 persen.<br /><br />Ia mempertanyakan komitmen masing-masing selaku wakil pemerintah nasional di daerah serta isu tentang air bersih yang belum strategis bagi kandidat.<br /><br />Calon nomor urut satu, yang juga incumbent, Cornelis – Christiandy Sanjaya mengatakan, sudah melakukan sejumlah langkah dalam membangun infrastruktur.<br /><br />"Misalnya jalan paralel perbatasan, sudah ada penandatanganan rencana pembangunan," kata Cornelis.<br /><br />Selain itu, lanjut dia, tanggal 18 September akan dilakukan penancapan tiang pertama pembangunan Jembatan Tayan.<br /><br />Mengenai pendanaan, sebagian dari pihak asing namun tetap kerja sama dengan pemerintah pusat.<br /><br />Cornelis menegaskan lebih mengutamakan pelayanan air bersih kepada masyarakat dibanding pemekaran daerah.<br /><br />Ia mengakui, persoalan sumber air bersih akan menjadi masalah sensitif di daerah pada masa-masa mendatang.<br /><br />Sementara calon nomor urut dua, Armyn Ali Anyang – Fathan A Rasyid mempunyai konsep pembiayaan dengan melibatkan pihak swasta.<br /><br />"Kalbar butuh percepatan pembangunan. Kami siap menggandeng pihak luar sebagai mitra dalam membangun. Negara tidak mengeluarkan dana," kata Fathan.<br /><br />Pendataan sumber-sumber air serta menyiapkan tangki maupun kolam penampung air saat musim hujan menjadi solusi yang ditawarkan pasangan Armyn – Fathan untuk masalah air bersih.<br /><br />Sedangkan Morkes Effendi – Burhanuddin A Rasyid, calon nomor urut tiga siap menerapkan konsep pembangunan infrastruktur yang sudah pernah dilakukan di daerah dengan menggandeng swasta, terutama perusahaan skala besar.<br /><br />"Di Ketapang, kami selama menjadi bupati telah melakukan itu," kata Morkes yang dua periode menjabat sebagai Bupati Ketapang.<br /><br />Ia juga mengusulkan pendataan sumber-sumber air bersih di tiap daerah. Ia yakin, kalau Kalbar punya konsep yang baik, tidak akan sulit untuk mendapat dukungan pusat baik pendanaan maupun lainnya.<br /><br />Abang Tambul Husin – Barnabas Simin, pasangan nomor urut empat menawarkan sistem "BOT" untuk infrastruktur.<br /><br />Namun, kata Tambul Husin, persoalan jalan di Kalbar karena perencanaan yang kurang tepat.<br /><br />"Sehingga banyak jalan negara yang hancur," kata Tambul Husin.<br /><br />Ia mengakui, air bersih selain menjadi persoalan, juga dijadikan sebagai sarana ke pehuluan.<br /><br />Ia menyoroti Kota Pontianak yang dekat sumber air namun kerap kesulitan.<br /><br />"Perlu strategi sehingga pembangunan kota semakin terarah," kata dia menegaskan.<br /><br />Secara umum, suasana debat kandidat peserta Pilgub Kalbar di Aston Hotel Pontianak itu berlangsung lancar.<br /><br />Masing-masing pendukung mendapat kesempatan untuk menunjukkan yel-yel kepada pasangan calon.<br /><br />Sejumlah kejadian menarik, diantaranya Morkes – Burhanuddin A Rasyid sempat terdiam beberapa detik sebelum diingatkan pembawa acara untuk menjawab pertanyaan. Mungkin keduanya sempat tidak mendengar pertanyaan yang diajukan salah satu kandidat.<br /><br />Panwaslu dan KPAID Kalbar juga meminta seorang anak di bawah umur untuk tidak berada di barisan pendukung nomor urut dua, karena melanggar ketentuan yang berlaku. <strong>(phs/Ant)</strong></p>