Jadikan Kecamatan Sungai Tebelian Pemasok Kebutuhan Sayur Sintang

oleh
oleh

Berbagai jenis sayur mayur yang bisa dibeli dan dinikmati oleh masyarakat di pasar Sungai Durian Sintang sebagian besar di pasok oleh para petani dari kecamatan Sungai Tebelian. Meski telah menjadi wilayah perusahaan sawit yang tergabung dalam Lyman Group, namun tak mengurangi semangat para petani untuk melakukan budaya tanaman sayuran dan buah-buahan. <p style="text-align: justify;">“Kami para tenaga penyuluh yang ada di kecamatan Sungai Tebelian ini memang bertekad menjadikan daerah eks transmigrasi ini sebagai salah satu pemasok kebutuhan sayur dan buah-buahan bagi masyarakat Sintang,”ungkap Sugiarto, Koordinator PPL kecamatan Sungai Tebelian saat ditemui di desa Merarai I pada Kamis (7/06/2012) kemarin. <br /><br />Sugiarto juga mengatakan bahwa sayur-mayur dan buah-buahan yang dihasilkan para petaani di kecamatan Sungai Tebelian tidak kalah saing dengan buah dan sayur yang datang dari luar Sintang. <br /><br />“Kelebihan hasil sayur mayur dan buah-buahan kami juga bebas dari pestisida kimia sintetis. Karena kami menerapkan pola organic. Hanya mengandalkan pupuk kompos dari kotoran sapid an ayam,”tambahnya.<br /><br />Sejumlah desa yang ada di kecamatan Sungai Tebelian yang menjadi sentra produksi tanaman sayur dan buah antara lain desa Mantir, Kajang Baru, Merarai I dan Merarai II, Kemudian untuk produ perikanan dihasilkan oleh sejumlah desa yang ada di SKPi misalnya desa Solam Raya.<br /><br />“Saya juga menantang para petani binaan kami, apakah mereka mampu memasok kebutuhan sayur dan buah untuk Sintang. Ternyata mereka sanggup, dan aya sudah sampaikan kepada pimpinan kami agar untuk kebutuhan tertentu tidak perlu mendatangkan dari luar,”tegasnya. <br />Ditempat yang sama, Sutris satu diantara petani di desa Merarai II mengatakan bahwa untuk buah semangka, dalam sekali panen bisa menghasilkan 1-2 ton. Bahkan untuk jenis buah semangka tanpa biji, ia melakukan perkawinan silang antara semangka yang buahnya terasan manis dan semangka yang banyak bijinya. Hasilnya buah semangka yang manis dan tak berbiji. <br /><br />“Dalam satu minggu, paling sedikit saya harus bisa menjual buah semangka minimal 10 ton. Kalau untuk jenis sayuran, misalnya bayam, kangkung, cabe dan yang lainnya begitu panen memang langsung dibawa ke Sintang,”tegasnya. <br /><br />Lahan yang dimiliki Sutris memang tidak terlalu luas. Hanya sekitar setengah hectare saja. Di lahan itu ia harus mampu menanam sejumlah tanaman yang hasilnya telah ditunggu oleh para pedagang di pasar. <br /><br />“Kami memang terus mendapatkan bimbingan dari para PPL,”tegasnya. <br />Ditambahkan oleh Sugiarto, bahwa di desa Merarai I juga telah berhasil dilakukan budidaya tanaman sayur jenis bunga kol. Jenis sayur yang disebut-sebut hanya bisa tumbuh di daerah pegunungan. Tanaman sayur yang harganya mencapai Rp 30-40 ribu per kilogram ini menurutnya hasil dan kualitasnya tidak beda dengan tanaman sayur yang didatangkan dari Jawa. <br /><br />“Bunga kol ini beratnya paling tinggi 2 kg, tapi ini menjadi bukti bahwa tanaman sayur bunga kol ini juga bisa ditanaman di dataran rendah dan didaerah panas. Yang terpenting dan menjadi tantangan kami para PPL adalah bagaimana merubah minsed para petani saja,”tegasnya.  <br /><br />Bupati Sintang Milton Crosby yang berkesempatan melakukan kunjungan ke desa Merarai I dalam rangka peringatan hari gerak kesatuan PKK kabupaten Sintang memberikan apresiasi yang tinggi kepada para petani dan PPL yang telah berhasil melakukan budidaya tanaman “gunung” tersebut. Ia pun berharap agar petani terus berkarya, karena peluang sukses dalam bidang pertanian masih sangat terbuka. Apalagi selama ini sebagian besar pasokan kebutuhan sayur dan buah masih banyak didatangkan dari luar Sintang. <strong>(ast)</strong></p>