Jalan Trans Kalimantan Kilometer (KM) 16 dari Kota Sangatta Kutai Timur kearah Bengalon longsor sepanjang sekitar 10 meter dan lebar 2 meter, sehingga cukup membahayakan pengendara roda dua maupun roda empat. <p style="text-align: justify;">Bonar, salah seorang pengendara roda empat yang akan ke Samarinda, Kamis, mengatakan selain di KM-16 Batota, longsor juga mulai terjadi di sekitar KM-27 sekitar areal tambang batubara PT Hardeo.<br /><br />Kedua jalan tersebut cukup membahayakan warga terutama pengendara roda dua dan roda empat maupun kendaraan jenis tronton dan dump truk roda enam yang melintas di ruas jalan tersebut.<br /><br />"Kedua ruas jalan negara yang rusak tersebut sangat membahayakan, karena berada di tikungan yang tidak terlihat dari jarak jauh. Kalau tidak hati-hati bisa masuk jurang kita," katanya.<br /><br />Menurut Bonar, warga Sangatta ini, garis polisi yang dipasang di lokasi longsor KM-16 hanya kelihatan dari jarak dekat. Sebaiknya ada tanda peringatan dari jarak jauh atau jarak tertentu, supaya pengendara mengetahui jika didepan ada longsor berbahaya.<br /><br />Di ruas jalan KM-27 PT Hardeo itu, kata dia, lebih berbahaya, sebab jalan yang longsor meski belum besar, hanya kelihatan dari jarak kurang dari 10 meter.<br /><br />"Kalau salah mengambil jarak ban mobil bisa terporosok dan masuk jurang sedalam puluhan meter," ujarnya.<br /><br />Riyanto (40), warga Bengalon yang saat yang menggunakan sepeda motor mengatakan longsor di jalan tersebut cukup membahayakan para pengendara.<br /><br />"Kalau kita lewat malam hari sangat membahayakan karena gelap dan jalan sempit. Jika tidak segera diperbaiki akan ada pengendara yang menjadi korban," ujartnya.<br /><br />Ketua RT 27 Batota Susilowati mengatakan jurang di lokasi jalan yang longsor di KM-16 itu cukup dalam sekitar 10 meter. Akibat longsor jalan yang tersisa tinggal separuh, sehingga kalau mobil bertemu di jalan itu harus ada yang mengalah baru bisa liwat.<br /><br />"Kebetulan jalan Trans Kalimantan yang rusak itu masuk di RT 27 Batota Desa Singa Gembara. Banyak warga kami yang tinggal disepanjang jalan tersebut," katanya. (das/ant)</p>