Jangan Pilih Pemimpin Provokator

oleh
oleh

Tidak lama lagi warga Kalbar akan menyalurkan hak pilih pada pilgub mendatang. Genderang perang sudah mulai ditabuh, banyak pihak menginginkan pelaksanaan pilgub ini berlangsung dengan aman tertib jujur dan adil sehingga dapat melahirkan pemimpin yang benar-benar dapat menjadi panutan. <p style="text-align: justify;">“Jangan pilih pemimpin provokator, konflik yang baru saja terjadi antara FPI dan kelompok masyarakat di Kalbar jangan sampai terjadi lagi oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang bukan hanya milik etnis tertentu, milik agama tertentu,” pinta salah seorang tokoh masyarakat Sintang, H Abdussyukur  kepada kakimantan-news.com, Minggu (25/03/2012) melalui telepon selulernya. <br /><br />Pemimpin yang provokator akan melahirkan kondisi yang tidak diinginkan karena semua pihak akan dirugikan kecuali hanya orang-orang tertentu.  <br /><br />“Jangan hanya karena ingin mencari keuntungan dari situasi perpecahan itu, seorang pemimpin  tega-teganya meluncurkan kata-kata yang bersifat hasutan dan penghinaan,” kata Dia. <br /><br />Kepala daerah itu bukan jadi kepala suku. Bukan menjadi kepala etnis, tapi menjadi kepala untuk semua orang yang tinggal di Kalbar. <br /><br />"Menjadi kepala daerah adalah menjadi pemimpin untuk semua orang, apapun agamanya, apapun sukunya. Jadi, bukan menjadi pemimpin agama, bukan pula menjadi pemimpin etnis," imbuh pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sintang ini. <br /><br />Seseorang tidak mungkin menganut dua agama sekaligus, oleh karena itu hanya karena berbeda keyakinan seorang pemimpin diminta tidak menghina agama lainnya. <br /><br />“Seseorang saja ketika menghina agama lain, dapat dikatagorikan penistaaan agama, apalagi seorang pemimpin selevel gubernur. Lebih parah adalah ucapan  itu nanti akan menjadi gunjingan dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi perpecahan,”tukasnya. <strong>(phs)</strong></p>