Jangan Tutup Mata Jalan Sintang-Kelam

oleh
oleh

Persoalan kerusakan jalan tak ada henti-hentinya, padahal negeri ini sudah lama merdeka dan sudah teramat banyak kekayaan negeri ini yang di eksploitasi atas nama pembangunan. <p style="text-align: justify;">“Warga dari arah Kelam kalau sudah ke ibukota kabupaten tidak ada yang tak mengeluh, bagaimana tidak, jalan menuju kota Sintang saja hancurnya sudah seperti itu,” ucap Wiwin Erliyas, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Senin  (17/1) di Sintang.<br /><br />Ia mengatakan pernah kerusakan itu dilakukan tambal sulam, namun tak lebih dari satu minggu sudah rusak kembali bahkan menjadi lebih parah dari sebelumnya.<br /><br />“Masyarakat kita tidak bisa cukup dihibur dengan tambal sulam jalan dan yangs eperti itu hanya memubazirkan anggaran saja,” ucapnya.<br /><br />Menurutnya, kelas jalan tersebut sudah seharusnya ditingkatkan apalagi volume kendaraan yang melintas di jalan tersebut sudah sangat banyak.<br /><br />“Dengan kualitas jalan yang tidak sesuai, tentunya akan semakin memperparah kerusakan itu,” jelasnya.<br /><br />Ia tidak bisa membayangkan ketika karet dari daerah Dedai maupun jalur Kayan sudah mulai menghasilkan dalam jumlah besar, sementara kondisi jalan masih tetap seperti itu.<br /><br />“Masyarakat tentunya akan kesulitan untuk menjual hasil pertanian mereka karena sarana transportasi jalan yang rusak parah,” tukasnya.<br /><br />Apalagi lanjutnya kerusakan jalan juga akan berdampak pada kemahalan biaya produksi pertanian, kebutuhan pokok dan sejumlah kebutuhan lainnya.<br /><br />“Sementara perekonomian masyarakat tidak juag meningkat, maka kalau tidak segera di perbaiki, masyarakat kita akan semakin terjepit,” kata dia.<br /><br />Dirinya berharap pemerintah yang ada saat ini baik kabupaten, propinsi atau pusat bisa segera memperhatikan kerusakan tersebut dan segera melakukan perbaikan.<br /><br />“Pemimpin boleh berganti tapi kebijakan untuk memenuhi kebutuhan dasar infrastruktur jalan bagi masyarakat merupakan kewajiban, jangan sampai jalan pun dijadikan komoditas politik, ketika menjelang pemilihan baru diperbaiki,” jelasnya.<br /><br />Ia yakin tahun 2011 ini pemerintah memiliki alokasi anggaran untuk memperbaiki kerusakan tersebut.<br /><br />“Tapi jangan hanya tambal sulam, kita tidak membutuhkan itu karena jalan ini adalah kebutuhan dan sudah semestinya kualitasnya harus baik agar bisa bertahan lama,” ucapnya. <strong>(*)</strong></p>