Investor dari Jepang siap membangun pelabuhan terapung di muara Sungai Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur, yang berfungsi menampung batubara ke ponton dengan kapasitas 500 ribu ton. <p style="text-align: justify;">"Pengusaha asal Jepang itu datang langsung ke BPPMD Kaltim untuk menyampaikan keinginannya berinvestasi dengan membangun pelabuhan di Muara Mahakam," kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim M Yadi Sabianooor di Samarinda, Jumat.<br /><br />Pengusaha ini juga akan mengubah pola transport angkut batubara yang selama ini menggunakan ponton dengan ditarik kapal tugboat.<br /><br />Ke depan, investor tersebut akan membuatkan ponton pengangkut batubara dengan cara didorong, tidak ditarik seperti yang terjadi selama ini, alasannya adalah untuk efisiensi dan meminimalisir kecelakaan di perairan.<br /><br />Ketertarikan investor tersebut, kata Yadi merupakan hasil dari keikutsertaan Kaltim pada pameran infrastruktur internasional (Indonesian International Infrastructur Conference and Exhibition /IIICE) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 12-14 April 2011.<br /><br />Menurut dia, sebenarnya banyak negara yang hadir pada IIICE tersebut dan menyatakan minatnya untuk berinvestasi, namun hingga kini sebagian belum ada tindakan lanjut. Di antaranya adalah investor dari Perancis yang berminat untuk berinvestasi di sektor penerbangan.<br /><br />Kemudian Inggris dan China melalui perusahaan BUMN yang bernama State Development Investment Corporation (SDIC), berminat berinvestasi untuk pembangunan jalan tol. Saat ini negara-negara tersebut sudah meminta data detail tentang rencana proyek tersebut.<br /><br />Termasuk Corporate China Investment Company, yakni perusahaan dari China yang bergerak pada usaha pembangunan kepelabuhan di berbagai negara, perusahaan ini berminat berivestasi dalam pembangunan pelabuhan di kawasan Maloy, Kabupaten Kutai Timur.<br /><br />Ada pula National Alumunium Limited Company (Nalco), yakni perusahaan milik pemerintah India yang berminat mengembangkan industri hilir alumunium dan smelter di Kabupaten Kutai Timur.<br /><br />Di samping itu, Contractor and constructi enterprise limited (CCEL) yang merupakan perusahaan dari Arab Saudi, juga berminat menanamkan modalnya di sektor industri perkayuan.<br /><br />Investor dalam negeri juga tertarik, yaitu PT Multistrada Agro International yang memiliki lahan perkebunan karet di Kabupaten Kutai Barat seluas tujuh ribu hektare, sehingga perusahaan ini berminat mendirikan pabrik ban karet di Kariangau, Balikpapan untuk mengembangkan perusahaan sektor hilir. <strong>(das/ant)</strong></p>