Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Melawi, Joko Wahyono mengatakan, pihaknya memastikan banyak SMP yang tidak bisa melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada UN tahun 2018 mendatang. <p style="text-align: justify;">Peralatan computer belum siap, pemerintah pusat sudah keburu melaksanakan simulasi UNBK. Untuk pelaksanaan UNBK, sementara ini masih SMPN 1 Nanga Pinoh yang bisa melaksanakannya pada UN mendatang. Sedangkan sekolah-sekolah yang lain belum siap, karena belum mengikuti smulasi UNBK yang digelar oleh Pemerintah Pusat.<br /><br />Menurut dia, pada waktu dilaksanakan simulasi UNBK, sebenarnya Disdikbud Melawi sudah menganggarkan pembelian computer melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sekolah-sekolah di ibu kota kecamatan. Dengan asumsi mereka bisa mengikuti UNBK di tahun 2018. <br /><br />“Tapi pada waktu itu, simulasi dilaksanakan begitu cepat dan mendadak, sementara barang ditelah direncanakan untuk dibeli, saat pelaksanaan simulasi belum datang,” ucapnya.<br /><br />Lantaran tidak bisa mengikuti simulasi tersebut, makanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Melawi mengurungkan niat untuk sekolah-sekolah yang mendapatkan bantuan computer di tahun 2017 itu untuk mengikuti UNBK di tahun 2018. <br /><br />“Jadi terlalu cepat menurut kami, dan permintaan data juga sangat cepat, seharusnya dari pihak pusat jangan seperti itu, berikan waktu kepada kami untuk mengusulkan, mengadakan computer dan sebagainya,” ujarnya.<br /><br />Dikatakan Joko, sekarang bantuan computer sudah datang dan sudah dibagikan ke sekolah-sekolah, hanya saja simulasinya sudah dilaksanakan beberapa minggu yang lalu sebelum perangkat computer datang. <br /><br />“Sehingga sekolah-sekolah yang dapat bantuan computer tersebut belum bisa mengikuti UNBK ditahun 2018, karena ketinggalan untuk mengikuti simulasi,” ucapnya.<br /><br />Hanya saja kata Joko, seandainya masih ada simulasi satu kali lagi sebelum UNBK berlangsung, dan sekolah-sekolah yang terlambat ini boleh mendaftar ulang, pihaknya akan mendaftarkan beberapa sekolah untuk mengikuti simulasi, terutama sekolah-sekolah yang berada diibu kota kecamatan. <br /><br />“Itu yang kita daftarkan, karena sekolah di ibu kota kecamatan rata-rata memiliki perangkat computer dengan jumlah yang cukup. Terutama kecamatan-kecamatan yang memiliki listrik di siang hari,” pungkasnya. (KN)</p>