Gubernur Kalimantan Barat Cornelis optimistis bahwa ekspor provinsi itu tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi di sejumlah negara dari kawasan Eropa maupun Amerika Serikat. <p style="text-align: justify;">"Pasar ekspor dari Kalbar tidak semua tujuannya negara-negara di Eropa, namun ada sejumlah negara tujuan lain seperti hina, India dan Malaysia," kata Cornelis di Pontianak, Jumat.<br /><br />Terutama untuk produk-produk minyak sawit mentah (cpo)dan karet yang berasal dari Kalbar. Pasar utama CPO untuk Eropa sendiri berada di Belanda yang sejauh ini belum terpengaruh dengan krisis ekonomi di kawasan itu.<br /><br />Provinsi Kalbar menargetkan luas areal perkebunan sawit mencapai 1,5 juta hektare, sedangkan untuk karet areal ditargetkan mencapai 1,2 juta hektare. Produksi CPO Kalbar tiap tahun hampir mencapai angka satu juta ton dari sekitar hampir 600 ribu hektare lahan.<br /><br />Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Yomin Tofri menyatakan, nilai ekspor dan impor di provinsi itu sepanjang November 2011 mengalami penurunan masing-masing sebesar 32,14 persen dan 49,29 persen.<br /><br />"Kami mencatat nilai ekspor sepanjang November turun sebesar 32,14 persen, dari 266,71 juta dolar AS menjadi 180,98 juta dolar AS," kata Yomin Tofri di Pontianak, awal Januari 2012.<br /><br />Ia menjelaskan, turunnya nilai ekspor Kalbar karena masih didominasi oleh empat komoditas, yakni karet, perhiasan/permata, biji kerak dan abu logam serta kayu. Sedangkan untuk CPO, masih memanfaatkan pelabuhan lain seperti Belawan (Medan), Surabaya (Jawa Timur) dan Jakarta. <strong>(phs/Ant)</strong></p>