Kalbar Sasaran Empuk Bagi Bandar Narkoba Internasional

oleh
oleh
Danrem 121 ABW, Brigjen TNI Ronny

SINTANG, KN – Danrem 121 ABW, Brigjen TNI Ronny, S.A.P., MM juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengamanan di perbatasan, TNI melakukan kegiatan pencegahan untuk meminimalisir terjadi masuknya barang ilegal. Dari beberapa hasil operasi yang dilakukan TNI menunjukkan bahwa Narkotika masuk lebih banyak pada jalur tidak resmi atau jalan tikus.

“Sekarang ini jalur perbatasan selama masa pandemi Covid-19 tidak ada kegiatan perdagangan yang melintasi perbatasan. Hal ini dikarenakan negara tetangga Malaysia melakukan lauckdown” terang Jenderal bintang satu ini kepada awak media di Korem 121 ABW, Rabu (17/3/2021).

Lanjut Ronny, selama pandemi Covid-19, PLBN tidak beroperasi sampai saat ini, hal ini karena warga Malaysia tidak ada yang melintas untuk perdagangan.

Dikatakan Danrem 121/ABW dari beberapa operasi Pamtas menunjukkan kegiatan ilegal lebih rentan di jalur-jalur tikus terutama kegiatan penyelundupan narkotika, hal ini menunjukkan bahwa Kalbar banyak pengguna Narkoba, sehingga menjadi ladang bisnis para bandar narkoba, terang Ronny.

“Indonesia, khususnya Kalbar menjadi pasar penyebaran Narkotika, hal ini sangat berbahaya bagi generasi muda kita karena anak-anak muda lebih mudah terpengaruh obat-obatan terlarang, nah jangan sampai mereka menjadi objek korban narkotika” terang Danrem 121/ABW.

Danrem mengajak Lembaga Kemasyarakatan untuk ikut serta aktif dalam menyuarakan melawan dan pencegahan narkotika, ajaknya.

Selain itu, Danrem juga minta kepada masyarakat di perbatasan tidak tergiur dengan iming-iming besar dari bandar Narkoba. Jika ada yang terlibat bisnis obat terlarang maka akan berhadapan dengan petugas pengamanan perbatasan.

Danrem menjelaskan bahwa selama rentang waktu tahun 2020-2021 sudah ada delapan kali yang sudah diamankan dan ditangkap, yang paling besar ada 48 kg sabu-sabu yang nilainya sekitar 50 Miliar Rupiah.

“Ini disebabkan karena banyaknya jalur tikus yang tidak terpantau oleh petugas keamanan sehingga mudah lolos, jelasnya.

Dikatakan Danrem, Indonesia merupakan salah satu pemakai narkoba paling banyak, hal ini terbukti dengan banyaknya Narkoba yang masuk melalui perbatasan dari luar negara untuk dipasarkan di Indonesia. Mudahnya pemasaran barang haram ini dikarenakan adanya jaringan Internasional yang cukup kuat antar negara, baik Malaysia maupun negara Indonesia untuk memasukan narkotika lewat perbatasan atau jalur tidak resmi, tutupnya. (TV/D2)