Kalimantan Akan Lebih Maju Dari Provinsi Lain

oleh
oleh

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan Kalimantan ke depan akan lebih prima atau maju dibanding beberapa provinsi di Indonesia lainnya, karena daerah ini memiliki berbagai sumber daya alam cukup potensial yang belum dikembangkan secara maksimal. <p style="text-align: justify;">Menurut Rusman di Banjarmasin Kamis, saat ini secara nasional sumber minyak bumi berupa bahan bakar minyak semakin menipis. Untuk itu ke depan, sumber BBM akan dialihkan ke sumber daya alam lainnya seperti batu bara dan nabati yaitu dari minyak kelapa sawit, jarak pagar dan lainnya yang hingga kini belum tergarap dengan baik.<br /><br />"Sumber daya alam tersebut adanya di wilayah Kalimantan baik Kalimantan Selatan, Tengah maupun Timur, sehingga ke depan provinsi ini akan menjadi lumbung energi yang cukup besar," katanya.<br /><br />Untuk itu, dalam MP3EI wilayah Kalimantan bakal dimanfaatkan sebagai koridor ekonomi untuk pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.<br /><br />Khusus koridor Kalimantan, terdapat 222 proyek koridor yang menjadi proyek terbesar secara nasional yang terdiri atas 36 kawasan perhatian investasi (KPI).<br /><br />Dari 36 KPI tersebut, sebanyak 16 di antaranya merupakan prioritas dengan jumlah proyek 108 unit dan 20 KPI non prioritas dan lainnya sebanyak 114 proyek.<br /><br />KPI Prioritas tersebut antar lain, di Balikpapan tiga proyek, Kutai Kartanegara delapan proyek, Kutai Timur 22 proyek, Rapak dan Ganal satu proyek, Kotabaru, delapan proyek, Murung Raya, dua proyek, Ketapang, 13 proyek, Kotawaringin Barat, enam proyek, Pontianak, tujuh proyek.<br /><br />Selanjutnya Kapuas 11 proyek, Tanah Laut delapan proyek, Bontang, tujuh proyek, Tanah Bumbu lima proyek, Sanggau tujuh proyek, Penajam Paser Utara, satu proyek dan Mempawah satu proyek.<br /><br />Proyek-proyek tersebut antara lain menyangkut pengembangan kelapa sawit, perkayuan, batu bara, Migas, Baukist, tembaga, karet, tanaman pangan dan sektor lainnya.<br /><br />Sementara itu, Ketua Komite Infestasi Wilayah Tengah Kadin, Solihin mengatakan, tujuan dilaksanakannya MP3EI untuk percepatan pembangunan sangat bagus dan perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pihak.<br /><br />Sayangnya, pelaksanaan program tersebut belum banyak melibatkan pengusaha yang nota bene adalah orang yang bakal terlibat secara langsung dalam program tersebut.<br /><br />"Kalaupun ada baru Apindo yang digandeng, sedangkan Kadin dan organisasi pengusaha lainnya belum dilibatkan," katanya.<br /><br />Selain itu, Solihin juga menilai, masih terjadinya ketimpangan jumlah investasi dan nilai proyek di Kalsel, Kaltim dan Kalimantan Tengah di mana Kalsel merupakan provinsi yang paling kecil mendapatkan proyek.<br /><br />Nilai investasi yang digelontorkan untuk kalimantan Timur sebesar Rp281,7 triliun, Kalimantan Tengah Rp117 triliun sedangkan Kalsel yang menjadi daerah penyumbang devisa terbesar ke dua nasional hanya mendapatkan Rp15,6 triliun.<br /><br />"Saya rasa nilai tersebut sangat jauh dibanding yang lainnya, seharusnya mendekati," katanya.<br /><br />Apalagi proyek yang dibangun dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel hanya tiga kabupaten yang menjadi pusat pengembangan MP3EI, sedangkan yang lainnya tidak ada kegiatan proyek apapun, padahal setiap kabupaten memiliki karakteristik dan potensi cukup besar, terutama di bidang pertanian. <strong>(phs/Ant)</strong></p>