Kalteng Enam Besar Peningkatan Pengguna Narkoba

×

Kalteng Enam Besar Peningkatan Pengguna Narkoba

Sebarkan artikel ini

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat Provinsi Kalimantan Tengah masuk enam besar peningkatan jumlah pengguna narkoba tertinggi di Indonesia sejak 2011. <p style="text-align: justify;">Hasil penelitian Universitas Indonesia dengan BNN Pusat tahun 2011 Kalteng masuk dalam kategori berbahaya karena pengguna narkoba di daerah ini terus meningkat, bahkan sudah menduduki posisi keenam dari sembilan provinsi di Indonesia, kata Ketua BNN Kalteng, Dwi Swasono di Palangka Raya, Kamis.</p> <p style="text-align: justify;">Data BNN menunjukkan, ahir 2011 jumlah pengguna narkoba di Kalteng mencapai 34.543 orang. Dari jumlah ini, 8.000 diantaranya masuk dalam tahap kecanduan yang parah. Selanjutnya 15.000 diantaranya pengguna narkoba rutin namun belum candu. Sedang sisanya adalah pengguna baru yang sifatnya masih coba-coba.</p> <p style="text-align: justify;">Akhir 2011, BNN memproyeksi angka peningkatan pengguna narkoba di Kalteng sebesar 1,47 persen. Namun dari hasil penelitian diperiode tersebut, peningkatan justru mencapai 1,8 persen. Ada kenaikan sebesar 0,33 persen dari proyeksi BNN.</p> <p style="text-align: justify;">Daerah di Kalteng yang menjadi rawan peningkatan pengguna narkoba antara lain Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat.</p> <p style="text-align: justify;">Masuknya Kalteng diperingkat enam sebagai derah dengan peningkatan pengguna narkoba tertinggi di Indonesia, kata Dwi Swasono perlu menjadi perhatian pemerintah dan segenap elemen masyarakat.</p> <p style="text-align: justify;">Pemberantasan narkoba bukan hanya tugas Kepolisian dan BNN, namun semua instrumen yang ada di pemerintahan dan kemasyarakatan harus bersinergi, khususnya antara BNN dengan kepolisian perlu ditingkatkan kerjasama dan keterbukaan informasi, kata Dwi.</p> <p style="text-align: justify;">Menurut Dwi, saat ini BNN belum mampu bekerja maksimal. Alasannya masih kekurangan tenaga profesional dibidang pemberantasan narkoba.</p> <p style="text-align: justify;">Saat ini BNN Kalteng masih fokus pada tahap pencegahan dan pengobatan, namun untuk pemberantasan kita belum bisa karena belum ada sumber daya yang memadai untuk itu.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut dijelaskannya, pihak kepolisian di Kalteng yang dimintai kerjasama oleh BNN juga belum bisa terpenuhi. Alasannya kepolisian sendiri masih kekurangan personil untuk menangani masalah narkoba tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">"Menurut pengamatan BNN, pihak kepolisian di Kalteng sejauh ini masih berkutat pada penangkapan saja, mereka belum menyentuh jaringan pengedar narkoba, hal ini menjadi sangat penting karena penyebaran narkoba di Kalteng semakin rumit," ucapnya.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut kata Dwi, kerjasama dengan kepolisian sangat strategis, mengingat institusi ini sudah memiliki tenaga yang terlatih dibidang penanganan narkoba ini. Disamping itu pihak kepolisian juga diharapkan lebih terbuka dengan data dan informasi tentang narkoba tersebut. Baik kepada instansi terkait, masyarakat dan khususnya kepada wartawan.</p> <p style="text-align: justify;">Dengan keterbukaan ini, penanganan terhadap narkoba akan menjadi lebih mudah, baik dalam hal pencegahan, pengobatan dan pemberantasan, katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.