Kapal Pengangkut NPK Pelangi Tiba

oleh
oleh

Tak perlu menunggu lama setelah sempat dipersoalkan anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan ketika berkunjung ke Kalbar pekan lalu, akhirnya 3500 ton pupuk jenis NPK Pelangi bisa segera didistribusikan ke petani. <p style="text-align: justify;">Informasi segera didistribusikannya pupuk NPK Pelangi yang diproduksi PT Pupuk Kaltim setelah sempat terjadi kekosongan stok cukup lama disampaikan Supriyono, dari Kelompok Tani Kerjasama, Desa Jelimpo, Kecamatan Jelimpo Kabupaten Landak, dihubungi Jumat (8/5) kemarin.<br /><br />Melalui sambungan telepon dia menyampaikan bahwa kelompok taninya sudah diinformasikan bisa segera menebus pupuk di pengecer berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang sebelumnya telah disampaikan kelompok ke pengecer.<br /><br />“Kondisinya sekarang kami memang benar-benar memerlukan pupuk tersebut, syukurlah sudah ada sehingga kami siap untuk segera menggunakannya,” kata dia.<br /><br />Dia berharap kedepan tidak ada lagi kendala berarti dalam upaya memenuhi kebutuhan pupuk petani khususnya jenis NPK Pelangi yang memang sudah akrab dengan petani, selain sudah lama digunakan juga sangat cocok untuk menunjang kegiatan usaha tani dengan karakter lahan usaha tani setempat.<br /><br />“Mudah-mudahan tidak ada kendala lagi, jadi ketika musim tanam tiba pupuk sudah tersedia sehingga tidak menghambat kegiatan yang sudah direncanakan,” ujarnya.<br /><br />Dia mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu mendorong sehingga kendala pupuk tersebut bisa diatasi, khususnya kepada Daniel Johan, anggota DPR RI dapil Kalbar yang ketika turun ke bawah dan ketika menemukan masalah kelangkaan itu langsung bersuara sehingga ada langkah cepat yang diambil produsen untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut dan juga kepada PT Pupuk Kaltim.<br /><br />“Ada tindakan nyata yang langsung diambil ketika menemukan masalah dilapangan dan kami sangat berterimakasih,” ucapnya.<br /><br />Sementara itu, ketika dihubungi kemarin, M Jais, Kelompok Tani Seribu Daya A, Desa Bukit Batu Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah menyatakan hal senada. Dia merasa bersyukur pupuk jenis NPK Pelangi yang sudah lama digunakan dan membantu meningkatkan produktivitas usaha taninya akhirnya bisa terpenuhi.<br />“Meskipun sempat mengatur ulang jadwal tanam, setidaknya pupuk tersebut sekarang sudah ada dan bisa segera kami peroleh, jelas kami senang,” ucapnya.<br /><br />Informasi yang diperolehnya, sudah tersedianya pupuk jenis NPK Pelangi itu tidak lepas dari dorongan salah seorang politisi Senayan dari dapil Kalbar yang telah menyuarakan soal kelangkaan itu dan PT Pupuk Kaltim yang responsip dengan mempercepat proses pengiriman alokasi pupuk untuk Kalbar.<br /><br />“Kami sangat berterima kasih dan memang sudah seharusnya ketika ada persoalaan di masyarakat, wakil rakyat cepat tanggap sehingga cepat ditemukan solusinya, produsen juga respon,” kata dia.<br /><br />Dia berharap kedepan tidak ada lagi kendala sehingga kegiatan usaha tani masyarakat bisa berjalan dengan baik.<br /><br />Ketua Paguyuban Distributor Pupuk Kaltim Kalbar, Carolus Wiwin mengatakan saat ini pupuk jenis NPK Pelangi sebanyak 1 kapal kapasitas 3500 ton sudah sampai dan mulai diangkut ke gudang menggunakan ponton karena kondisi sungai yang tidak memungkinkan kapal masuk.<br /><br />“Tapi sebagian sudah masuk gudang dan mudah-mudahan bisa segera didistribusikan,” jelasnya.<br /><br />Dia berharap kapal yang datang tidak hanya sekali ini saja, tetapi berlanjut untuk memenuhi kuota pupuk NPK Pelangi di Kalbar karena data kebutuhan petani yang sudah masuk cukup banyak.<br /><br />“Pada dasarnya kami sudah sangat siap mendistribusikan sesuai dengan pengajuan kebutuhan yang ada,” tukasnya.<br /><br /> <br /><br />Sebelumnya, pekan lalu, ketika berkunjung ke daerah pemilihannya, Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengungkapkan petani di Kalimantan Barat terancam kehilangan pendapatan sebesar Rp320 miliar pada musim tanam bulan ini karena tidak tersedianya pupuk jenis NPK Pelangi.<br /><br />"Padahal pupuk tersebut sangat dibutuhkan petani saat musim tanam baru dimulai. Kalau tidak, maka produktivitas petani bakal turun, potensi kehilangan pendapatan petani di Kalbar akibat hal ini mencapai Rp320 miliar," kata Daniel Johan, anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa daerah pemilihan Kalbar ini. (KN)</p>