Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Tengah, Brigjend (Pol) H Damianus Djeky mengatakan, berdasarkan data yang ada peredaran sabu-sabu di provinsi tersebut masih tertinggi dari jenis narkotika dan obat-obatan lainnya. <p style="text-align: justify;">"Pada tahun 2010, tercatat ada 474 kasus Narkoba yang ditangani Polda Kalteng, dari jumlah itu Narkoba jenis sabu-sabu masih tertinggi peredarannya," kata Damianus Djeky, di Palangka Raya, Selasa.<br /><br />Menurutnya, pada tahun 2011 semester pertama, tercatat ada 174 kasus Narkoba di Kalteng, dari jumlah itu jenis sabu-sabu masih tetap tertinggi peredarannya. Namun demikian, apabila jumlah itu tetap pada semester kedua, maka peredaran Narkoba menurun jika dibandingkan tahun 2010.<br /><br />"Kita berharap pada semester kedua nanti, kasus Narkoba bisa tetap 174 kasus atau lebih baik turun dari jumlah tersebut. Kalau itu bisa ditekan, maka peredaran Narkoba bisa ditekan," ujarnya.<br /><br />Dia menyatakan, peredaran Narkoba juga bisa dilihat dari perkembangan dari tempat-tempat rehabilitasi yang ada. Selama tidak terjadi lonjakan, maka sangat memungkinkan peredaran itu tidak meningkat.<br /><br />"Namun demikian kita tetap berupaya menekan tingginya angka peredaran Narkoba di Kalteng, terutama sekali beberapa kabupaten yang cukup rawan jadi pintu masuk peredaran Narkoba," katanya.<br /><br />Dijelaskannya, dari kenyataan yang ada dan beberapa kasus Narkoba di Kalteng, ada tiga wilayah yang menjadi sasaran peredaran Narkoba di Kalteng. Pertama Kota Palangka Raya, kedua Sampit dan ketiga adalah Kapuas.<br /><br />"Dari tiga wilayah itu, Kota Palangka Raya masih tertinggi kasus peredaran Narkoba di Kalteng dan ini menjadi perhatian kami agar ke depannya bisa ditekan," katanya menegaskan.<br /><br />Kemudian, sambung dia, baru-baru ini pihaknya juga membongkar jaringan Narkoba jenis sabu-sabu di Kapuas. Dari penyelidikan pihaknya jaringan di Kapuas merupakan jaringan dari Aceh.<br /><br />"Walaupun barang buktinya masih 500 gram, namun jaringannya sudah melibatkan daerah lain dan ini perlu diungkap lebih lanjut," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>