Kepala Kepolisian Resor Kota Pontianak Komisaris Besar (Pol) Muharrom Riyadi mengimbau, masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta kerukunan umat beragama di kota itu. <p style="text-align: justify;">"Kami imbau masyarakat untuk menjaga Kamtibmas di lingkungan masing-masing dan menjaga kerukunan yang telah tercipta selama ini, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan," kata Muharrom Riyadi di Pontianak, Sabtu.<br /><br />Polresta Pontianak dan Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak telah mengeluarkan surat edaran yang isinya, meminta masyarakat untuk meningkatkan antisipasinya terhadap gangguan Kamtibmas dan menjaga kerukunan umat beragama.<br /><br />Adapun poin imbaun bersama itu, di antaranya meminta masyarakat untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dan mewajib lapor 1 X 24 jam bagi pendatang, serta masyarakat diminta tidak berbuat anarkis apabila ada permasalahan.<br /><br />Selain itu, poin imbauan bersama juga, meminta masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama dengan berperan aktif dalam pengamanan dan penyelesaian konflik antar umat beragama dilingkungannya, kata Muharrom.<br /><br />Dalam kesempatan itu, Kapolresta Pontianak meminta masyarakat untuk tidak berbuat anarkis apabila menemukan aliran maupun ajaran sesat seperti JAI (Jamaah Ahmadiyah Indonesia) maupun organisasi yang menamakan dirinya Negara Islam Indonesia (NII).<br /><br />"Apabila melihat atau mendengar ada aktivitas dari JAI dan NII yang mencurigakan sebaiknya cepat laporkan pada kami dengan menghubungi penjagaan Polresta Pontianak 110 atau (0561) 734900, atau melalaui pesan singkat di nomor 085550005000 agar bisa cepat ditanggulangi," kata Kapolresta Pontianak.<br /><br />Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengajak masyarakat untuk memerangi organisasi yang menamakan dirinya Negara Islam Indonesia (NII) salah satunya dengan membentengi generasi penerus agar bermoral dan berahlakul karimah.<br /><br />"Meskipun secara terbuka kegiatan NII di Kota Pontianak dan sekitarnya tidak tampak, tetapi tidak salahnya kita antisipasi sejak dini dengan melakukan dakwah-dakwah yang sifatnya bisa membentengi anak-anak muda supaya tidak mudah terpengaruh," kata Sutarmidji.<br /><br />Ia mengajak, ulama maupun organisasi umat Islam yang ada di Kota Pontianak untuk menanggulangi gerakan cuci otak seperti yang dilakukan oleh NII dan JAI. "Kalau ada melihat gerakan NII dan JAI hendanya cepat diselesaikan sebelum menjadi polemik yang besar dan berkepanjangan," ujarnya.<br /><br />Biarpun baru satu orang yang terlibat gerakan sesat itu tetapi cepat ditangkal sebelum menjadi tindakan radikalisme seperti kasus-kasus JAI.<br /><br />"Alahamdulillah gerakan cuci otak NII di Pontianak belum ada, tetapi kita tetap harus waspada dengan membentengi anak-anak dengan akidah yang baik," kata Sutarmidji. <strong>(phs/Ant)</strong></p>