Penderita Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis di Kabupaten Melawi masih cukup tinggi. Tercatat dari tahun 2010 jumlah kasus 24, meningkat di tahun 2011 hingga berjumloah 28, begitu pula di tahun 2012 kasus bertambah hingga menjadi 40, hingga tahun 2013 berjumlah 54 meninggal 1. Pada tahun 2014 menurun menjadi 53 kasus karena satu orang sudah meninggal ditahun 2013. <p style="text-align: justify;">Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi mencatat ada 53 kasus penderita kaki Gajah yang tersebar disejumlah kecamatan. Dan salah satu penderita Kaki Gajah asal Manggala sudah meninggal dunia.<br /> <br />“Di Melawi sekarang masih ada 53 penderita kaki gajah. Dan kasus tertinggi ada di Kecamatan Tanah Pinoh yakni 19 penderita,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Melawi, Puspawati ditemui usai acara rapat koordinasi pencegahan Filariasis di Kabupaten Melawi bersama sejumlah instansi terkait di aula Kantor Bupati Melawi, Selasa (9/6).<br /><br />Didampingi Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Melawi, Arif Santoso, lebih lanjut wanita ramah itu menerangkan bahwa selain di Tanah Pinoh, di sejumlah kecamatan lainnya yang juga terdapat kasus penderita kaki gajah seperti, kecamatan Tanah Pinoh Barat ada 13 penderita, Belimbing Hulu ada 5 penderita, Pinoh Utara ada 6 penderita, Sokan ada 6 penderita , Nanga Pinoh ada 4 penderita.<br /><br /> “ Pinoh Selatan ada 1 penderita. Namun sudah meninggal dunia pada tahun 2013 lalu. Namun demikian, upaya pencegahan dan penanganan filariasis di Melawi sudah semaksimal mungkin dilakukan pemerintah kabupaten. Alhasil, untuk tingkat Nasional, Melawi ada urutan ke empat dalam pelayanan penanganan kasus tersebut,” bebernya.<br /><br />Di Kabupaten Melawi sudah empat tahun ini dilakukan kegiatan Program Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis. Ditahun 2015 ini, merupakan tahun terakhir dalam kegiatan POMP Filariasis di Kabupaten Melawi dan tahun 2016 akan dilakukan Transmission Assesment Survey TAS). Filariasis ini mempunyai arti yang sangat penting. Karena akan menentukan Nilai Ambang Batas (Critical Cut Off). <br /><br />“Target kita adalah bagaimana Melawi terbebas dari Filariasis. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau harus peduli dengan kesehatannya. Segera minum obat filarisis untuk upaya pencegahannya, jangan sampai terjangkit,” ungkap wanita yang akrap disapa Bidan Paw ini.<br /><br />Pemberian obat pencegahan filariasis akan dilakukan serentak pada bulan oktober, sesuai Kampanye Nasional POMP Filariasis 2015 atau bulan eliminasi kaki gajah (Belkaga).Keuntungan dari POMP<br />Filariasis, selain mencegah penularan filariasis juga menurunkan kecacingan pada masyarakat terutama anak-anak pra sekolah dan sekolah. Obat Albendazol yang digunakan bisa mematikan cacing perut seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk dan cacing kremi.<br /><br />Dengan adanya pemberian obat pencegahan missal (POPM) Filariasis secara serentak, diharapkan dapat mengurangi bahkan memutus rantai penularan filariasis dengan efektif.<br /><br />“Pencegahan kaki gajah dimulai dari kita sendiri, lalau kemudian mengajak keluarga dan komunitas masyarakat lainnya untuk benar-benar memutus mata rantai penyebaran kaki gajah di Indonesia. Keberhasilan pengahapusan kaki gajah terletak pada peran kita bersama,” ungkap wanita berjilbab ini.<br /><br />Sementara itu, Ahmad Taufik salah seorang perwakilan LSM B-TRUST (Bandung Trust Advisory Group) mengatakan bahwa pihaknya hanya bersifat memonitoring dan evaluasi program pemberian obat filariasis, apakah sudah berjalan dengan maksimal didaerah. <br /><br />“Kita hanya mitra saja dengan Dinas Kesehatan. Karena kaitannya dengan program USAID. Kami yakin, Melawi mampu terbebas dari Filariasis. Apalagi semua stakeholder saling mendukung,” ungkapnya.<br /><br />Taufik menuurkan Filariasis adalah salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius oleh pemerintah pusat. Oleh karena itulah ada Kampanye Nasional Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasisi dalam waktu serentak dengan jumlah sasaran yang besar termasuk di Kabupaten Melawi. <br /><br />Cakupannya, POPM Filariasis setiap desa/kelurahan atau wilayah setingkat desa adalah minimal sebesar 80 persen total penduduk wilayah tersebut.<br /><br />“Semakin besar proporsi penduduk minum obat, semakin besar peluang untuk memutuskan rantai penularan filariasis,”pungkasnya. (KN)</p>