Kasus Rabies Bertambah, Pemkab Akan Musnahkan Anjing Yang Berkeliaran

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten Sintang terus berupaya melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan wabah rabies. Langkah pencegahan sudah dilakukan, namun perlu dilakukan evaluasi supaya penanganan lebih baik lagi. Salah satu langkah yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan adalah pemusnahan anjing tanpa kalung yang berkeliaran. <p>Demikian disampaikan Lindra Azmar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sintang saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Rabies di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Selasa, 26 Juli 2016.<br /><br />    <br />“Pemkab Sintang sudah menetapkan penyebaran rabies  sebagai Kejadian Luar Biasa sejak 1 Juli 2016 lalu. Pemkab Sintang sudah melakukan rapat sebanyak tiga kali, puskesmas, kecamatan, para dokter hewan sudah bertindak, namun kasus gigitan anjing terhadap manusia terus bertambah” terang Lindra Azmar. <br />    <br />Kadis Kesehatan Harisinto Linoh menjelaskan bahwa sejak Januari-Juli 2016 sudah terjadi gigitan anjing kepada manusia sudah 179 kasus. Dua anak-anak dan satu dewasa sudah meninggal. <br /><br />“Pemkab Sintang kekurangan vaksin. Ada dana 150 juta dari Pemerintah Pusat untuk membeli vaksin, tetapi vaksin sampai tingkat distributor dan produsennya kosong” terang Harisinto Linoh. <br />     <br />Sinto menambahkan dari 179 kasus gigitan terhitung sejak awal tahun 2016 yang tersebar di 6 kecamatan yakni Sintang, Dedai, Kelam Permai, Sepauk, Tempunak dan Sungai Tebelian. Sudah ada kasus meninggal di Sepauk, Dedai dan Sungai Tebelian.<br /><br />Stok vaksin anti rabies 414 vial sementaa kebutuhan kita sekitar 700 vial Wiryono Kabid Peternakan Dinas Pertanian menyampaikan sudah mengidentifikasi titik rawan supaya memudahkan penanganan. <br /><br />"Ini sebuah ancaman dan kita perang terhadap rabies. Kita memiliki 11 orang petugas yang 3 diantaranya dokter hewan. Kami mengidentifikasi dua korban rabies karena mereka membeli anjing untuk dipelihara dari Melawi. Daerah yang berbatasan dengan Melawi menjadi ring satu pengamanan. Kami menetapkan kecamatan tempunak, sungai tebelian, dan dedai sebagai kecamatan tertular, desa ada 156 desa tertular, 24 desa sudah divaksin. Selama tahun 2016 kita sudah membunuh 72 ekor,  1. 623 ekor sudah divaksin. 1. 200 dosis vaksin untuk anjing masih ada. Namun kita masih perlu tambahan vaksin. Jalur ketungau masih bebas rabies. Kita akan angkat tenaga honorer yang secara khusus membantu penanganan rabies, sementara sudah dua orang honorer yang ditempatkan di Serawai dan Ambalau. Kecamatan Sungai Tebelian total kita perhatikan” terang Wiryono.<br /><br />Bernard Saragih Camat Sungai Tebelian mengharapkan semakin banyak tenaga vaksinator yang bekerja melakukan vaksin total di Sungai Tebelian. Paling tidak 2 orang satu desa dibantu petugas hansip setempat. Karena selama vaksin berlangsung sudah ada petugas yang kena gigit. <br /><br />Kabag Ops Polres Sintang  AKP Damianus D. Susanto, SH, SIK menyatakan siap mendukung langkah eliminasi namun teknisnya harus dirancang dengan baik. <br /><br />“silakan Pemkab Sintang ajukan surat, kami siap dukung dengan pertimbangan menyelamatkan manusia” terangnya.<br /><br />Rossa Trifina Direktur RSUD AM Djoen Sintang melaporkan sejak Januari-Juli 2016 ada  28 orang yang datang dengan gejala rabies.  <br /><br />Sabtu Kusumawati dari Satpol PP menyarankan perlu koordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat disetiap desa sebelum dilakukan pemusnahan. <br /><br />dr. Riyanto salah satu dokter hewan yang menangani langsung kasus rabies juga mendukung pemusnahan anjing berkeliaran tanpa kalung. <br /><br />Dalam rapat tersebut, direkomendasikan kepada Bupati Sintang mengeluarkan instruksi penanganan rabies seperti seluruh anjing di Kabupaten Sintang di suntik vaksin dan diberikan tanda kalung, yang belum divaksin supaya dikurung pemiliknya, dan jika anjing berkeliaran tanpa kalung tanda sudah divaksin akan dilakukan pemusnahan.<br /><br />“pemusnahan tentu akan ada teknisnya sendiri, misalnya kita utamakan pada daerah yang sudah ditetapkan wilayah tertular serta memperkuat koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat” terang Lindra Azmar. (Hms)</p>