Kemacetan panjang terjadi di sejumlah jembatan yang tengah dibongkar di jalur utama menuju berbagai kota di utara Pontianak seperti Singkawang, Mempawah dan Sambas, pada H-2 Lebaran 1432 Hijriyah. <p style="text-align: justify;">"Hampir dua jam kami harus membawa kendaraan dengan hati-hati ketika melewati tiga lokasi jembatan darurat yang disiapkan pelaksana proyek pembangunan jembatan di kawasan Wajok, Kabupaten Pontianak," kata Rian Wahyudi, salah seorang pemudik tujuan Sambas, saat dihubungi dari Pontianak, Minggu.<br /><br />Ia menjelaskan, ada ratusan kendaraan roda empat dari arah Kota Pontianak dan luar kota yang antre untuk melewati jembatan darurat tersebut.<br /><br />"Akibatnya, setiap pengemudi kendaraan baik roda dua dan empat harus berhati-hati ketika melewati tiga titik jembatan darurat itu agar tidak jatuh dalam parit," ujarnya.<br /><br />Hal senada juga diakui oleh Ariono salah seorang pemudik dari Kota Pontianak tujuan Tebas, Kabupaten Sambas.<br /><br />Meski menggunakan kendaraan roda dua, ia dan teman-temannya juga ikut terjebak dalam antrean saat melewati jembatan darurat itu.<br /><br />"Kami tidak bisa mengambil jalan pintas karena sudah tertutup oleh antrean kendaraan roda empat yang panjang antreannya hampir satu kilometer," ungkapnya.<br /><br />Nonok seorang kernet bus BIMA jurusan Pantura yakni dari Kota Pontianak ke Kabupaten Sambas menyesali pembangunan tiga unit jembatan tersebut yang berada di sekitar Wajok Kabupaten Pontianak yang baru tahap pemasangan cerucuk.<br /><br />Menurut dia, seharusnya pembangunan jembatan itu tidak dilakukan sekarang karena kalau tidak selesaikan sebelum Lebaran maka pasti akan mengganggu kelancaran arus mudik dan balik.<br /><br />"Jauh hari sebelumnya saya sudah tanya langsung pada tenaga kerja pembangunan jembatan itu, mereka bilang pengerjaannya tidak akan selesai menjelang Lebaran nanti karena pembangunan jembatan itu semuanya menggunakan pondasi beton sehingga memerlukan waktu panjang," kata Nonok kesal.<br /><br />Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar (Pol) Mukson Munandar menyatakan, pihaknya telah memetakan titik-titik rawan jalur mudik dan balik Lebaran 1432 Hijriyah di provinsi itu.<br /><br />"Pemetaan titik rawan pada jalur mudik dan balik Lebaran dilakukan agar masyarakat yang akan pulang kampung saat Lebaran lebih waspada terhadap segala macam ancaman," katanya.<br /><br />Adapun pemetaan titik rawan pada jalur mudik dan balik Lebaran tahun 2011 yang tersebar di 14 kabupaten/kota di provinsi itu, diantaranya sebanyak 18 titik rawan macet, 69 titik rawan terjadi kecelakaan lalu-lintas, 55 titik rawan banjir, dan sebanyak 15 titik rawan tanah longsor.<br /><br />"Setiap titik rawan tersebut telah diberi rambu-rambu khusus sehingga bagi masyarakat yang akan mudik bisa mengenalinya sehingga lebih waspada ketika melewati jalur tersebut," ungkap Mukson.<br /><br />Kabid Humas Polda Kalbar mengimbau, para pemudik Lebaran untuk lebih mengutamakan keselamatan diri dan keluarga ketika melakukan mudik<strong>. (das/ant)</strong></p>