Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat Sukiman menyarankan Kementerian Kehutanan untuk mengkaji dan mengusut mafia kehutanan yang diduga marak beroperasi di Kalbar. <p style="text-align: justify;">"Tidak bisa dipungkiri, mafia kehutanan beroperasi di Kalbar untuk membabat hutan-hutan lindung. Modusnya adalah invasi perkebunan kelapa sawit yang merambah kawasan hutan lindung," katanya dihubungi di Jakarta, Jumat.<br /><br />Berdasarkan hal tersebut, Komisi VI DPR RI menyatakan siap untuk bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan untuk mengkaji pembabatan kawasan hutan lindung di Kalbar.<br /><br />Menurut dia, sah-sah saja perusahaan perkebunan berinvestasi di Kalbar, asalkan selama itu tidak merambah dan merusak kawasan hutan lindung.<br /><br />"Investor mesti menunjukkan komitmennya untuk membangun daerah dengan menyelaraskan antara kepentingan dunia usaha dan sosial kemasyarakatan," tuturnya.<br /><br />Terkait dengan Perpres Nomor 10 tahun 2011 tentang Moratorium Hutan yang dinilai berbenturan dengan azas pengembangan perkebunan kelapa sawit, saat ini hal tersebut sudah dikaji dan dalam tahap evaluasi antara DPR RI dan Departemen Kehutanan dan Perkebunan.<br /><br />"Kalau kita, sepanjang itu tidak melanggar dan menghambat tidak masalah," kata Sukiman.<br /><br />Karena itu ia sebutkan dirinya yang juga anggota Panja Pencegahan Pemberantasan Pembalakan Liar (P3L) akan membahas implementasi UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Dimana nantinya akan mengatur pola-pola kehutanan agar masyarakat sekitar hutan tidak menjadi korban.<br /><br />"Kemenhut sudah mengkajinya. Ini melibatkan sejumlah pihak seperti pakar pidana atau akademis," tuturnya.<br /><br />Ke depan ia mengatakan akan ada penertiban dan evaluasi terhadap sejumlah aktivitas yang melanggar kawasan hutan mulai dari aktivitas pertambangan maupun perkebunan kelapa sawit.<br /><br />Apakah izin-izinnya melanggar kawasan hutan atau tidak. Jika ditemukan maka akan dikenai sanksi. Dan itu akan dimusnahkan.<br /><br />"Ini sudah banyak terjadi hampir di Pulau Kalimantan seperti di Kalteng, Kalsel maupun Kalbar," katanya.<strong>(phs/Ant)</strong></p>