"Tugas saya adalah bagaimana agar para LPNK dibawah Kementerian Ristek bisa saling bersinergi dengan akademisi, pengusaha dan Pemda. Selain itu para LPNK khususnya BATAN harus lebih gencar lagi mensosialisasikan produk-produk inovasinya, agar pemda dan masyarakat tahu dan mengerti kalau ternyata BATAN bukan hanya untuk membuat nuklir untuk senjata saja,†kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat berdialog dengan wartawan di tengah-tengah kunjungannya ke Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN-Yogyakarta, Senin, (6/2/2012). <p style="text-align: justify;">Dalam kunjungannya itu Menristek didampingi Kepala Batan berdialog langsung dengan jajaran Pejabat BATAN diantaranya Deputi BATAN Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Anhar Riza Antariksawan, Sekretaris Utama BATAN Taswanda Taryo, Kepala PTAPB Widi Setiawan, Ketua STTN Sutomo Budiarjo, Dewan Energi Daerah, serta Balitbangda Pemprov DIY.<br /><br />Dilaporkan Kepala BATAN bahwa ada beberapa kegiatan yang hingga saat ini masih dilakukan di DIY diantaranya yaitu investigasi pencarian air bawah tanah yang ada di Bribin dan Iptek nuklir untuk pemanfaatan pemantauan lingkungan. <br /><br />"pemanfaatan pemantauan lingkungan yang ingin kita lakukan bekerjasama dengan berbagai pihak yang nantinya kegiatan itu bisa di extend untuk keuntungan semua pihak," ujarnya.<br /><br />Seusai mengunjungi Kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Yogyakarta, Gusti mengatakan pada tahun ini Kementrian Riset dan Teknologi berkomitmen akan terus melakukan penelitian untuk mewujudkan ketahanan nasional. Mulai dari ketahanan pangan, energi, sampai dengan kesehatan dan ilmu teknologi. <br /><br />Untuk mewujudkan ketahanan pangan, saat ini tengah dilakukan penelitian untuk mencari padi varietas unggul. Yakni padi yang mampu dipanen lebih pendek dengan kualitas padi lebih banyak. <br /><br />”Kita sedang lakukan penelitian varietas unggul ini,” ujar Gusti di sela melakukan koordinasi di BATAN, Yogyakarta. <br /><br />Selain ketahanan pangan, juga akan dilakukan upaya mewujudkan ketahanan energi. Ini tidak lepas dari kondisi gas dan minyak yang kandungannya terus menipis.Untuk itulah akan diupayakan energi alternatif. Mulai dari tenaga matahari, air, angin maupun air pasang. Prinsip Kementrian akan melakukan upaya mewujudkan energi baru dan terbarukan. <br /><br />”Baru satu persen yang memanfaatkan panas bumi, padahal ini ramah lingkungan. Pengembangan energi terbarukan ini penting karena saat ini cadangan minyak dan gas kita sudah kian menipis,” tambah Gusti.<br /><br />Selain itu, lanjut Gusti Kementerian Ristek juga akan melakukan penelitian di bidang kesehatan dan obat-obatan, manajemen dan teknologi transportasi serta sektor industri pertahanan.<br /><br />Pada kegiatan tersebut, Menristek turut didampingi oleh Ibu Violet Hatta, Staf Khusus Menristek Bidang Hubungan Lembaga, Drs. Zulkifli Halim, M.Si, Asisten Deputi Data dan Informasi Iptek Agus Setiadi Tamtanus. Selain berdialog Menristek juga mengunjungi fasilitas reaktor nuklir BATAN-Yogya, Akselerator, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (nuclear corner). <strong>(phs/kemenristek)</strong></p>