Masyarakat Kabupaten Kubu Raya diharapkan bisa mempertahankan pola ibadah selama puasa dalam kehidupan sehari-hari. <p style="text-align: justify;"><br />"Jangan sampai setelah selesai puasa, ibadah malah berkurang bahkan tidak menjalankan ibadah sama sekali. Kalau bisa pertahankan ibadah yang sudah ditingkatkan selama Ramadhan lalu," kata Dulhadi, saat menyampaikan khutbah pada shalat Idul Fitri di Desa Kuala Ambawnag, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Rabu.<br /><br />Dia menyatakan, "Jika kita membuka kembali lembaran-lembaran Ramadhan, ada banyak keutamaan yang didapatkan. Karena itu orang yang mengetahui tentang keutamaan dan keagungan Ramadhan akan menginginkan kalau setiap bulan itu dijadikan oleh Allah sebagai bulan Ramadhan." Dulhadi mengatakan, hakikat ibadah Ramadhan adalah melatih diri agar dapat meningkat ketaqwaan kita kepada Allah sehingga ada yang harus kita perbaiki dari ibadah Ramadhan itu.<br /><br />Namun demikian, paling tidak ada tiga sisi yang harus di perbaiki dari ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun, pertama, memperbaiki keislaman diri agar semakin bertaqwa dan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt.<br /><br />Kedua, memperbaiki keislaman keluarga dengan melakukan dengan lebih menkondisikan suasana pengamalan ajaran Islam dalam keluarga seperti tadarus dan mengkaji Al Quran, sahur bersama, buka puasa bersama, tarawih bersama yang disertai ceramah dan memperkokoh hubungan dengan sesama anggota keluarga.<br /><br />Karena suasana kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relatif lebih banyak sehingga tercipta keakraban dan keharmonisan hubungan antar keluarga yang berdampak sangat positif dalam upaya memperbaiki keislaman anggota keluarga.<br /><br />"Ketiga, memperbaiki keislaman masyarakat. Hal ini karena terwujudnya masyarakat yang berkepribadian Islami merupakan sesuatu yang sangat penting," tuturnya.<br /><br />Dengan terwujudnya masyarakat Islami, ketertiban, kedamaian dan ketenangan hidup akan sama-sama dirasakan, bahkan hidup jadi terarah pada nilai-nilai kebenaran dan dapat dikikis habis tindakan-tindakan yang maksiat atau paling tidak sangat kecil peluang manusia untuk melakukan kemaksiatan.<br /><br />"Ibadah Ramadhan khususnyan puasa menumbuhkan semangat pada kita untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar sehingga ibadah puasa membuat kita enggan melakukan kemaksiatan dan kalau ada orang yang melakukan kemaksiatanpun kita tidak segan-segan untuk mencegah, melarang atau mengingatkannya agar hal yang buruk itu tidak dilakukannya," kata Dulhadi yang juga berprofesi sebagai Dosen dan Pembantu Ketua II di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak.<br /><br />Usai shalat Id di Desa Kuala Ambawang tersebut, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan masyarakat Muslim Kubu Raya bisa lebih meningkatkan persatuan dan tidak terkotak-kotak akibat adanya perbedaan pelaksanaan Lebaran pada tahun ini.<br /><br />"Perbedaan itu adalah hal yang wajar, karena kita diciptakan di dunia ini juga berbeda-beda. Yang harus kita lakukan adalah dengan saling menghorbati antara satu dengan yang lain, dan jangan sampai perbedaan pandangan yang terjadi justru memecah bela persatuan kita selama ini," kata Muda.<br /><br />Menurutnya penetapan 1 Syawal yang terjadi di Indonesia merupakan hasil kajian yang jelas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam syariat Islam.<br /><br />Artinya, antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama maupun organisasi Islam lainnya memiliki metode tersendiri dalam menetapkan 1 Syawal namun tidak melepaskan diri pada Al Quran dan hadist Rasulullah Muhammad SAW.<br /><br />"Apa lagi dalam penetapan 1 Syawal tahun ini pemerintah pusat telah melibatkan berbagai pihak yang berkompeten melalui sidang Isbat," tuturnya. <strong>(das/ant)</strong></p>