Wali Kota Bontang Adi Dharma menyambut pelayaran perdana KM Binaiya yang yang berlabuh di Pelabuhan Loktuan, Kamis (8/1). <p style="text-align: justify;">Kapal Motor (KM) Binaiya yang merupakan kapal milik PT Pelni itu telah melakukan pelayaran dari Mamuju, Sulawesi Barat, ke Kota Bontang, Kalimantan Timur, selanjutnya akan melanjutkan pelayaran menuju Surabaya, Jawa Timur.<br /><br />Penyambutan pelayaran perdana rute Bontang-Surabaya yang juga dihadiri sejumlah pejabat dan anggota Komisi II DPRD Kota Bontang tersebut dilakukan dengan ritual Tepung Tawar atau upacara selamat datang kepada kru kapal oleh pemuka adat setempat.<br /><br />Terbukanya pelayaran Bontang-Mamuju dan Surabaya itu, kata Adi Dharma, berdampak positif baik bagi perekonomian di Kota Bontang.<br /><br />"Terbukanya rute pelayaran ini tentunya berdampak positif bagi perekonomian di Kota Bontang," ungkap Adi Dharma.<br /><br />Pemerintah Kota Bontang, lanjut Adi Dharma, masih mencari cara mengubah rute pelayaran Bontang-Surabaya, termasuk akan bernegosiasi ke Kementerian Perhubungan agar Bontang menjadi rute terakhir sebelum kapal berlayar ke Surabaya.<br /><br />"Jika itu bisa dilakukan, saya yakin nanti ada banyak orang yang datang ke Bontang. Orang datang ke Bontang tentunya akan membawa manfaat, khususnya dari aspek ekonomi, dan itu harapan saya," ungkap Adi Dharma.<br /><br />Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bontang Suharto mengatakan bahwa rute pelayaran Bontang-Surabaya tersebut memakan waktu selama dua hari.<br /><br />"Sebenarnya kalau tidak transit di daerah lain, rute tersebut hanya membutuhkan waktu satu hari satu malam. Akan tetapi, karena harus singgah ke pelabuhan lain sebelum berlabuh di Surabaya, waktu tempuhnya menjadi dua hari dua malam," kata Suharto.<br /><br />Tiket pelayaran KM Binaiya itu, kata Suharto, baru akan dijual sehari sebelum kapal datang.<br /><br />"Penjualan tiket bukan wewenang kami. Pihak Pelni sendiri yang langsung melakukan penjualan dan mereka hanya meminta ruangan di dalam gedung pelabuhan untuk membuka loket penjualan tiket," ungkap Suharto.<br /><br />Ketua Komisi II DPRD Kota Bontang Ubaya Bengawan berharap agar masuknya rute perdana kapal Pelni itu membawa perubahan bagi dunia ekonomi di daerah itu.<br /><br />"Banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari terbukanya jalur tersebut. Akan tetapi, pemerintah juga memperhatikan fasilitas pendukung di pelabuhan," kata Ubaya.<br /><br />Sejumlah fasilitas pelabuhan, lanjut Ubaya, masih harus dibenahi, di antaranya infrastruktur bangunan yang masih perlu diperbaiki, termasuk halaman parkir pelabuhan yang masih kurang memadai.<br /><br />Jika rute pelayaran sudah berjalan lancar, menurut dia, orang dari beberapa daerah di sekitar Bontang, seperti dari Muara Badak, Kutai Katanegara akan lebih memilih berangkat dari Pelabuhan Loktuan.<br /><br />"Tentunya fasilitas pendukung harus diperhatikan juga, apalagi saat penumpang membeludak sehingga membutuhkan tempat parkir yang luas karena yang ada saat ini masih kurang," kata Ubaya. (das/ant)</p>