Memasuki musim panas saat ini sungai sungai mulai mengalami kekeringan, sehingga menghambat sejumlaah aktivitas jalur sungai yang berkapasitas besar untuk masuk ke perhuluan. Seperti halnya tongkang Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina. Akibatnya penyaluran pasokan BBM ke Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah perhuluan ikut terhambat. <p style="text-align: justify;">Seperti yang terjadi di SPBU Fikri Dermawan yang berada di Kilometer 5 Nanga Pinoh. Kepala Devisi Pemasarannya, Adang Suhardi mengatakan, ketika musim kemarau dan air sungai surut begini, tongkang minyak yang seharusnya masuk ke Depot Pertamina Sintang menjadi tidak bisa masuk. <br /><br />"Jadi hanya bisa sampai di Sanggau saja. Sehingga mobil mobil tangki minyak harus menyambil ke Ke Sanggau baru bisa di salurkan ke SPBU-SPBU. Jadi memakan waktu cukup lama. Maka dari itu penyalurannya tidak lancar," katanya saat ditemui di SPBU Fikri Dermawan, kemarin.<br /><br />Biasanya, kata Adang, BBM yang masuk ke SPBU tersebut, jika normal satu hari ada satu tangki. Baik BBM jenis Solar maupun jenis Petralit. Sementara untuk Bensin memang sedikit berkurang penyalurannya. Namun dengan surutnya air saat ini tidak lagi normal seperti biasanya.<br /><br />"Sekarang ini masuk mobil tangki seminggu dua kali. Kadang tiga kali sehari, kadang 4 hari sekali. Karena jarak mengambil BBM nya sudah jauh. Makan waktu yang cukup lama juga untuk bolak balik. Kendalanya karena musim saja, bukan karena stok tidak ada," ungkapnya.<br /><br />Adang berharap lebaran ini penyaluran BBM bisa lancar. Sehinga pelayanan terhadap masyarakat yang mengisi juga lancar. "Susah juga kalau penyuplaian BBM terhambat seperti ini. Kasian juga masyarakat yang ingin mengisi. Namun dengan kondisi alam seperti ini kita harus menerima," pungkasnya.</p>