Ancaman untuk mengkapling lahan dan bangunan di lahan milik KPN Bina Akcaya di Jerora I, bukanlah isapan jempol atau gertak sambal semata. Ancaman tersebut dibuktikan Petrus Heri Sutopo, seorang konsumen perumahan yang merasa tertipu akibat proyek dari KPN Bina Akcaya dibawah ketuanya Henri Harahap dan pengembang Arief Widodo. <p style="text-align: justify;">Menurut Topo, panggilan akrabnya, aksi yang dilakukannya ini sebagai bukti keseriusannya memperjuangkan haknya atas dana awal perumahan PNS yang sudah disetorkan 2 tahun lalu. Aksi ini juga lanjutnya untuk mempressure pihak KPN Bina Akcaya agar serius menangani masalah yang terjadi dan belum terselesaikan sampai dengan saat ini.<br /><br />“Apa yang saya lakukan ini bukan sekedar gertak sambal saja, dan saya berharap ini dapat merubah sikap Henri Harahap bahwa masih ada masalah yang belum terselesaikan,” ujarnya , Jumat (13/1/2012) disela pemasangan 2 spanduk di bangunan serta lahan yang oleh pengembang Arief Widodo beberapa tahun lalu sebagai rumah yang dipesannya.<br /><br />Dirinya tetap menekankan kepada Ketua KPN Bina Akcaya untuk tidak sepihak dalam memutuskan masalah kelanjutan pembangunan proyek perumahan PNS Jerora 1 tersebut.<br /><br />“Silahkan saja beliau mau cari pengganti pengembang atau developer baru. Tapi dia harus ingat sebelum itu dilaksanakan, semua masalah yang terjadi dengan pengembang yang lama harus diselesaikan terlebih dahulu,” tegasnya.<br /><br />Permasalahan tersebut, tambahnya menyangkut nasib para konsumen yang telah menyetorkan sejumlah DP untuk rumah serta biaya pengerjaan cut and feel dari para subkontraktor.<br /><br />“Jadi beliau selaku ketua KPN Bina Akcaya yang pemilik lahan dan sebagai pihak pertama dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani 28 Agustus 2009 silam tidak serta merta lari dari tanggungjawabnya,” tegas Topo lagi.<br /><br />Lanjut Topo, para konsumen yang diwakili dirinya beserta subkontraktor hanya menginginkan masalah diselesaikan dengan cara yang bijaksana melalui musyawarah mufakat sehingga bisa dicarikan jalan keluar yang tidak hanya menguntungkan atau merugikan satu pihak.<br /><br />“Kami hanya minta itu saja. Tapi yang terjadi beliau tak memandang kearah itu. Keputusan hanya diambil sepihak dan parahnya selalu menyebut nama jabatan Bupati. Beliaukan sudah diberikan mandat oleh Pemerintah Daerah terhadap proyek tersebut. Kalau begitu, pemerintah daerah perlu mengevaluasi kinerjanya dan bila perlu ganti saja,” tandasnya.<br /><br />Apakah dengan aksi tersebut, dirinya selaku konsumen yang gagal tetap akan optimis bakal ada jalan keluar ataupun itikad baik dari pihak KPN Bina Akcaya, Topo mengungkapkan semua jika hal tersebut bisa saja terjadi.<br /><br />“Awalnya saya selalu berpikir positif bahkan yakin dengan beliau dapat menyelesaikan masalah, tapi begitu kita diam dia malah seperti tak ada beban bahkan tak ada kabar berita dari masalah yang terjadi. Nah sekarang saya beraksi, tujuannya bukan untuk menjatuhkan beliau, tapi sejujurnya beliau sendirilah yang menjatuhkan diri atas kinerjanya. Disini saya tetap optimis ini bisa terselesaikan walau sikap pesimistis tetap membayangi,” ujar Topo.<br /><br />Menurut Topo, akar permasalahan ini adalah sikap acuh tak acuh dan menganggap ringan masalah yang ditunjukkan Henri Harahap selaku Ketua KPN Bina Akcaya atas persoalan yang terjadi.<br /><br />“Seperti yang pernah saya sampaikan, beliau harus bertindak cepat dengan melakukan inventarisir apa-apa saja yang sudah terjadi di lokasi perumahan. Sampaikan ke publik dan panggil pihak yang terkait dalam kemelut tersebut. Diperjanjiankan sudah disebutkan juga. Tawarkan opsi, seperti kami para konsumen. Tapi yang terjadi beliau malah membuat masalah diatas masalah,” terangnya.<br /><br />Dalam aksi penempelan spanduk yang dilakukan Petrus Heri Sutopo, juga didampingi oleh subkontraktor yang bernasib sama dengannya. Dua spanduk tersebut bertuliskan <strong>“ Bangunan dan tanah ini masih bermasalah, sampai KPN Bina Akcaya dibawah Henri Harahap tuntaskan semua masalah termasuk dengan konsumen”</strong> selain itu <strong>“jauhkan proyek ini dari orang-orang yang tidak profesional yang hanya cari keuntungan pribadi – yang pandai cari peluang, tapi tak bisa selesaikan masalah”<br /></strong><br />Sementara kondisi rumah yang terlihat juga sudah sangat tak layak. Seluruh kaca pada bangunan pecah, bahkan beberapa pintu sudah raib. <strong>(*)</strong></p>