Kontes Burung Berkicau Libana BC Cup

oleh
oleh

Kontes burung berkicau untuk untuk memperebutkan piala Libana Bird Club (Libana Cup), hari Minggu (07/04/2013) digelar di halaman Indor Apang Semangai Sintang. <p style="text-align: justify;">Acara yang dijejali oleh lebih 100 peserta  ini, dibuka oleh Wakil Bupati Sintang, Ignasius Juan.<br /><br />Menurut Ketua Panitia, Iwan Setiawan, tujuan kontes ini antara lain untuk memperkenalkan berbagai jenis burung yang ada di Kalimantan Barat; Pengembangan minat dan pelestarian burung berkicau, sesuai dengan Peraturan Lingkungan Hidup; mensosialisasikan cara perawatan burung dengan benar, guna mencegah Flu Burung; dan yang terpenting adalah silaturahim antar penggemar burung berkicau.<br /><br />Dilaporkan juga, bahwa lomba dan pameran burung berkicau ini diikuti oleh BC-BC se-Kalimantan Barat. Diantaranya dari Pontianak, Kapuas Hulu, Melawi, Sanggau, Sekadau, Landak, Singkawang dan BC-BC se Kabupaten Sintang. Kontes ini terdiri dari 16 kelas, Kelas VIP terdiri dari burung Murai Borneo dan Kacer. Kelas Gold, terdiri dari cecak Hijau, Kenari, Lovebird, Murai Batu Borneo, Kacer dan Kapas Tembak/cecak Jenggot.<br /><br />Kelas Silver, terdiri dari Cecak Hijau, Pentet/Cendet, Lovebird, Kapas Tembak/cecak Jenggot, Murai Open (Borneo-Sumatera), Kacer, Pleci dan campura.<br /><br />Persayaratan kontes pun cukup selektif. Misalnya, burung harus dalam keadaan sehat, dari jenis yang telah berhasil dikembangkan dan bukan jenis burung yang dilarang diperjual-belikan oleh Undang-Undang.<br /><br />“Para juri yang akan menilai, mendatangkan 7 orang dari Persatuan Juri Independen Pontianak. Yang akan dinilai, mulai dari ocehan, tampilan saat kontes dan volume suara saat kontes,” terang Iwan.<br /><br />Sementara menurut Ignasius Juan, nenek-moyang orang Kalimantan sangat mengenal dan memperhatikan kicauan burung. Dimasa lalu, bahkan disejumlah tempat sekarang ini, suara burung masih dijadikan semacam isyarat oleh seseorang akan melakukan suatu kegiatan. Bahkan ada sejumlah burung yang disakralkan oleh masyarakat.<br /><br />“Dimasala lalu, didalam kota saja masih sering terdengan kicauan burung. Seiring dengan geliat pembangunan yang terjadi, suara burung pun tidak pernah terdengar lagi. Namun kerinduan terhadap kicau burung, dapat terobati dengan kehadiran club-club para pehobi burung berkicau,” kata Juan.<br /><br />Juan juga mengatakan, bahwa kegiatan ini selain sebagai penyaluran hobi, juga banyak manfaatnya. Antara lain, turut melestarikan burung-burung yang dilindungi Undang-Undang, dan turut melakukan pengembang-biakan burung berkicau agar terhindar dari kepunahan.<br /><br />Pembukaan acara ini, ditandai dengan pelepasan sepasang burung kealam bebas oleh Ignasius Juan. <strong>(das/Luc)</strong></p>