Anggota Komisi III bidang pertambangan, energi dan perumahan rakyat DPRD Kalimantan Selatan, Riduansyah meminta konversi minyak tanah ke gas elpiji di provinsi ini jangan terlalu dipaksakan. <p style="text-align: justify;">"Kalau memang masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) belum siap dengan konversi minyak tanah ke gas elpiji jangan terlalu dipaksakan, karena bisa menimbulkan dampak negatif," tandasnya di Banjarmasin, Minggu.<br /><br />Namun anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi pembangunan dan infrastruktur itu memaklumi keinginan pemerintah melakukan konversi minyak tanah ke elpiji.<br /><br />Ketua Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) DPRD Kalsel itu meminta sosialisasi mengenai konversi minyak tanah ke elpiji secara terus menerus agar pada saatnya masyarakat memahami dan mau melaksanakan tujuan positif pemerintah tersebut.<br /><br />Menurut dia, sosialisasi tersebut mungkin saja berbarengan dengan pelaksanaan konversi, kalau memang dianggap mendesak, sehingga bagaikan peribahasa sekali mendayung dua tiga pulau telampaui.<br /><br />Wakil rakyat dari PBR itu juga meminta pemerintah atau pelaksana teknis terkait konversi minyak tanah ke elpiji tersebut, agar betul-betul memperhatikan dan mempersiapkan segala sesuatunya guna kelancaran atau kesuksesan program tersebut.<br /><br />Sebagai contoh mengenai ketersediaan gas dan tempat untuk kemudahan mendapatkannya, sehingga ketika konversi sudah jalan, warga/konsumen tidak kelimpungan karena ketiadaan atau kesulitan mendapatkan jenis bahan bakar itu.<br /><br />Oleh karenanya, wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana hukum dan mantan pengacara itu, menyayangkan, kejadian seperti yang dialami warga Jalan Jahri Saleh, Kecamatan Banjarmasin Utara, Sabtu (28/5) lalu.<br /><br />Ketika itu sejak pagi hingga siang hari, sejumlah warga Jahri Saleh yang menggunakan tabung bersubsidi (isi tiga kilogram), mengantre untuk mendapatkan isi gas elpiji, namun penantian mereka nihil.<br /><br />Pasalnya pasokkan gas elpiji untuk warga tersebut sampai siang hari tak kunjung datang, sehingga mereka membubarkan diri dengan "tangan kosong".<br /><br />"Kejadian yang menimpa warga Jalan Jahri Saleh, salah satu contoh nyata, yang diharapkan jangan sampai terulang, karena bisa membuat masyarakat kecewa dan akhirnya program konversi minyak tanah ke elpiji tak sukses," demikian Riduansyah. <strong>(phs/Ant)</strong></p>