Korban Banjir Minta Perhatian Pemerintah

oleh
oleh

Curah hujan yang masih tinggi membuat beberapa daerah mengalami banjir. Hal itu, tentunya berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari, terutama pada perekonomian. <p style="text-align: justify;">Susana (30), warga Teluk Kelansam mengaku kesusahan jika musim banjir melanda. Tak hanya susah melakukan aktivitas karena banyaknya jalan yang tergenang, tetapi lahan perkebunan karet mereka juga  <br /><br />"Anak sekolah musti diantar pakai sampan karena jalan yang dilewati banjir.<br />Karet tak bisa ditoreh karena kena banjir. Belum lagi sayur pun kena hama siput. Jadi, kalau biasanya tidak pernah beli sayur, kalau sudah musim banjir, kami terpaksa beli sayur," ujarnya sambil tersenyum ramah ketika dikunjungi oleh Dandim Sintang beserta rombongan, belum lama ini.<br /><br />Ia mengungkapkan, meskipun ada sebuah rumah yang sudah setengah banjir kali ini belum seberapa dibanding dengan banjir pada tahun 2010. <br /><br />"Rumah Pak Kandi itu sudah tergenang setengah rumah, jadi sekarang mereka mengungsi ke rumah mertuanya. Ini belum seberapa, tahun 2010 banjirnya sampai empat kali," jelasnya.<br /><br />Kepala Desa Teluk Kelansam, Kardius mengatakan banjir ini merupakan banjir yang hampir setiap tahunnya dirasakan oleh warga di pinggiran sungai. Akan tetapi, yang menjadi masalah beratnya adalah terganggunya mata pencaharian mereka.<br /><br />"Kalau sudah banjir begini, paling cuma bisa diam di rumah. Mau noreh ga bisa, sayur juga banyak rusak," ujarnya.<br /><br />Ia mengharapkan, pemerintah memberikan bantuan dengan tepat guna. Pasalnya, selama ini setiap banjir, selalu mendapat bantuan berupa selimut atau tempat masak padahal yang diperlukan adalah sembako.<br /><br />"Hampir 70 persen ladang dan kebun karet milik kami tergenang air, yang jadinya tidak dapat menghasilkan. Jadi, kalau bisa, bantuannya jangan seperti banjir di jawa lah, yang ngasi selimut atau apa, lebih baik sembako, tapi kalau bisa jangan indomie terus," jelasnya.<br /><br />Dandim 1205 Sintang, Letkol Inf Anggit Exton Yustiawan yang melakukan pemantau daerah rawan banjit, mengatakan akan terus memantau kondisi yang rawan bencana. Selain untuk mengetahui dampak apa yang diakibatkan dari banjir, juga dapat mendengar secara langsung apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat yang terkena banjir.<br /><br />"Sebenarnya yang dipermasalahkan mereka itu adalah masalah perekonomian, kalau musim banjir, mereka tidak bisa bekerja karena ladang maupun kebun karetnya tak bisa menghasilkan. Jadi yang paling mereka harapkan adalah bantuan berupa sembako untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari," jelasnya disela-sela pemantauan daerah banjir yang di lakukan di dua kecamatan yaitu Tempunak dan Sepauk melalui jalur air.<br /><br />Ia mengatakan nantinya hasil pantauan akan di koordinasikan dengan pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) dan Dinas Sosial, serta Kepolisian.<br /><br />"Akan terus kita pantau, jadi kita sudah bisa mengantisipasi daerah mana saja yang paling rawan banjir, dan hasilnya akan kita koordinasikan dengan pihak-pihak terkait," tukasnya. <strong>(das/ant)</strong></p>