Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, berencana membangun terowongan sepanjang 3,5 kilometer, menghubungkan Pulau Laut dengan daratan Kalimantan, sebagai jalan alternatif pembangunan jembatan yang tidak segera terealisasi. <p style="text-align: justify;"><br />"Pembangunan terowongan tersebut merupakan langkah akhir, apabila jembatan yang sudah lama direncanakan itu tidak segera dapat direalisasikan," kata Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, di Kotabaru, Selasa.<br /><br />Rencananya, terowongan tersebut dibuat dengan dua jalur, dengan titik sebelah barat atau daratan Kalimantan berada di daerah Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir.<br /><br />Sedangkan untuk di titik timur di Pulau Laut berada di sekitar Stagen, atau Tanjung Ayun, Kecamatan Pulau Laut Utara.<br /><br />"Investor yang mengerjakan tetap dari China, karena perusahaan asal negeri "Tirai bambu" tersebut sudah terujui berhasil membangun terowongan di luar negeri," ujar Bupati dengan tidak menyebutkan secara detail.<br /><br />Menurut Bupati, biaya pembangunan terowongan tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan pembangunan jembatan.<br /><br />"Bahkan menurut ahlinya, jauh lebih aman dibandingkan dengan yang lainnya," jelas Irhami.<br /><br />Irami menambahkan, sumber dari pendanaan pembangunan terowongan tersebut ada tiga alternatif.<br /><br />Pertama, pembuatan terowongan bisa dibiayai murni dari dana APBN, atau APBN bergabung dengan APBD provinsi.<br /><br />Kedua, dana bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten Kotabaru, dan ketiga, sumber dana bisa bergabung dari APBD/APBN dengan dana Coorporate Social Responsibility (CSR).<br /><br />"Dana CSR tersebut bersumber dari dana yang sudah disiapkan oleh Group PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)," paparnya.<br /><br />Sementara itu, belum terealisasinya pembangunan jembatan Pulau Laut-Daratan kalimantan, disebabkan karena belum adanya kejelasan pelepasan cagar alam (CA) dari Kementerian Kehutanan terhadap sebagian lokasi jembatan yang masuk dalam CA.<strong> (das/ant)</strong></p>
