Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terancam diterjang badai guntur dan hujan ringan. <p style="text-align: justify;">"Hujan skala ringan akan terjadi dalam kurun waktu satu bulan ke depan, dan tidak akan menimbulkan banjir, sebab sejumlah sungai dan danau masih dalam kondisi kering akibat kemarau yang terjadi beberapa waktu lalu," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotim, Yulida Warni di Sampit, Selasa.<br /><br />Meski tidak menimbulkan banjir, masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah tetap harus waspada, sebab hujan yang terjadi secara terus menerus bisa saja mengakibatkan banjir.<br /><br />Hujan yang di sertai badai guntur tersebut akan disertai dengan tiupan angin kencang dengan kecepatan antara 5-15 knot per jam.<br /><br />Tiupan angin akan terjadi mulai dari arah selatan menuju ke barat daya dan suhu udara akan mencapai 32 derajat celsius.<br /><br />Menurut Yulida, akibat dari tiupan kencang tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi gelombang di perairan laut Jawa.<br /><br />Ketinggian gelombang di laut Jawa untuk sepekan ke depan akan mencapai antara 2 – 3,5 meter dan kecepatan angin di laut akan mencapai 20 knot perjam.<br /><br />"Tingginya gelombang di laut Jawa akan membahayakan perahu nelayan, untuk itu kami imbau kepada nelayan agar meningkatkan kewaspadaan," katanya.<br /><br />Nelayan tetap bisa melaut, namun dalam menangkap ikan jangan terlalu jauh dari pantai dan jika terjadi tiupan angin dingin agar segera kembali ke pantai, sebab biasanya angin dingin tidak lama kemudian akan terjadi badai.<br /><br />Ia juga berharap setiap nelayan untuk selalu memantau cuaca, yakni dengan memanfaatkan informasi dari BMKG.<br /><br />"Selama ini memang belum ada nelayan yang meminta informasi terkait kondisi cuaca padahal itu sangat penting bagi nelayan, sebetulnya kami selalu siap memberikan informasi tersebut dan tidak akan dipungut biaya alias gratis," terangnya. <strong>(das/ant)</strong></p>