Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah mengalokasikan dana Rp 1,2 miliar untuk mengembangkan budidaya perikanan untuk mendongkrak produksi ikan di daerah ini. <p style="text-align: justify;">"Selain bermodal lebih murah, budidaya ikan berpotensi meningkatkan hasil perikanan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kotim, Heriyanto di Sampit, Jumat.<br /><br />Dijelaskannya, kawasan utara hingga wilayah tengah Kotim disiapkan untuk menjadi zona pengembangan budidaya perikanan. Peluang inilah yang akan dimaksimalkan untuk meningkatkan produksi ikan Kotim.<br /><br />Dislutkan akan memfasilitasi pengadaan bibit ikan, kolam dan keramba bagi kelompok pembudidaya. Total anggaran yang disiapkan untuk pengembangan budidaya perikanan tersebut pada APBD 2014 sekitar Rp1,2 miliar.<br /><br />Program pengembangan potensi perikanan budidaya itu juga sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat pembudidaya.<br /><br />Selama ini sektor perikanan hanya mengandalkan tangkapan di perairan umum dan laut. Untuk itulah, budidaya perikanan akan dikembangkan sehingga diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi perikanan.<br /><br />"Kami mencoba mengubah pola pikir masyarakat, agar mau menjadi nelayan budidaya. Sebab, apabila terus mengutamakan ikan tangkap maka akan sulit meningkatkan produksi, karena jumlah ikan makin sedikit," ujar dia.<br /><br />Di sisi lain, populasi ikan di Sungai Mentaya dikhawatirkan menurun. Kerusakan lingkungan menyebabkan kualitas sungai menurun menjadi sebab utama terganggunya habitat tempat ikan hidup.<br /><br />Sepanjang 2011 produksi ikan hasil tangkapan laut, perairan umum dan budidaya di Kabupaten Kotim mencapai 11.957 ton, sebanyak 8.585 ton hasil tangkapan nelayan di laut dan 3.372 ton lain hasil tangkapan perairan umum.<br /><br />"Kami meyakini, di perairan umum khususnya di daerah aliran sungai Mentaya mulai tercemar karena proses industri perkebunan kelapa sawit, sehingga populasi dan produksi perikanannya berkurang," sambungnya.<br /><br />Kondisi itu membuat hasil tangkapan para nelayan di perairan umum atau sungai dari wilayah utara hingga wilayah tengah Kotim menurun drastis sehingga membuat penghasilan nelayan menurun. <strong>(das/ant)</strong></p>