KPLP Pontianak Tiga Kali Tutup Pelayaran

oleh
oleh

Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, mencatat sepanjang Januari 2012 telah tiga kali menutup pelayaran dari Pelabuhan Dwikora Pontianak keluar dan pelayaran dari luar tujuan pelabuhan itu. <p style="text-align: justify;">"Penutupan itu kami lakukan karena dibeberapa kawasan perairan Kalbar terjadi gelombang tinggi sehingga tidak memungkinkan untuk semua pelayaran," kata Kepala Seksi KPLP Pontianak Suhardi, Senin.<br /><br />Ia menjelaskan, penutupan sementara semua jenis pelayaran itu dilakukan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi pelayaran menggunakan kapal motor.<br /><br />"Kalaupun ada yang nekat tetap berlayar, harus terlebih dahulu menandatangani surat perjanjian bermaterai Rp6 ribu yang intinya kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan diluar tanggung jawab kami," kata Suhardi.<br /><br />Ia memperkirakan, pada tanggal 4 Februari 2012 menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga berpotensi terjadi cuaca buruk sehingga bisa memicu gelombang tinggi disejumlah perairan di Kalbar dan Indonesia umumnya.<br /><br />Kepala Seksi KPLP Pontianak menyatakan, mulai hari ini (Senin) kembali membuka semua pelayaran baik menggunakan kapal motor kecil dan besar untuk semua jurusan setelah sempat menutup selama empat hari pelayaran dari Pelabuhan Dwikora Pontianak keluar dan pelayaran yang ingin masuk ke pelabuhan itu.<br /><br />"Mulai hari ini pelayaran dari Pelabuhan Dwikora dan dari pelabuhan luar tujuan pelabuhan Pontianak dibuka kembali setelah sempat kami tutup sejak Rabu (25/1) hingga Minggu (29/1) atau selama empat hari akibat gelombang tinggi," katanya.<br /><br />Ia menjelaskan, ditutupnya pelayaran dari Pelabuhan Dwikora Pontianak dan pelayaran luar tujuan Pontianak karena sebagian besar perairan di Provinsi Kalimantan Barat sangat berbahaya karena berpotensi terjadi gelombang tinggi yang mencapai 2,0 meter hingga 5,0 meter.<br /><br />"Karena menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak untuk sepekan kedepan ketinggian gelombang dibawah 2,0 meter maka pelayaran kami buka kembali," ujarnya.<br /><br />Tetapi, untuk pelayaran menggunakan kapal motor dibawah 500 gros ton mesti berhati-hati, katanya.<br /><br />Sementara itu, menurut Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Pontianak Erika Mardiyanti menyatakan, delapan kawasan perairan Kalbar, yakni perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan Kepulauan Natuna, Kepulauan Anabas, Pontianak, Sambas-Singkawang, Karimata dan Ketapang berpotensi terjadi gelombang 0,7 meter hingga 3,0 meter atau sudah turun dibanding seminggu sebelumnya.<br /><br />Sebelumnya, menurut data, BMKG Stasiun Maritim Pontianak delapan kawasan perairan Kalbar, yakni perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan Kepulauan Natuna, Kepulauan Anabas, Pontianak, Sambas-Singkawang, Karimata dan Ketapang, sejak Rabu (25/1) hingga Sabtu (28/1) sangat berpeluang terjadi gelombang setinggi 5,0 meter hingga 6,0 meter sehingga rawan untuk semua jenis pelayaran.<br /><br />Data, BMKG Maritim Pontianak, mencatat angin kencang masih akan terjadi hingga Februari 2012.<br /><br />Menurut Erika Mardiyanti, untuk ketinggian gelombang dua meter berbahaya untuk kapal tongkang dan kapal nelayan. Ketinggian gelombang tiga meter kapal tongkang, nelayan, tugboat, kapal roro, feri, sedangkan untuk ketinggian gelombang empat hingga lima meter hingga lebih, sangat berbahaya untuk semua jenis kapal. <strong>(phs/Ant)</strong></p>