Pemerintah menggelar kampanye pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan cagar alam Pararawen, desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. <p style="text-align: justify;">Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Muara Teweh, Yusuf Trismanto di Muara Teweh, Jumat menilai penting kampanye tersebut sebagai salah satu upaya menghindari kebakaran di kawasan cagar alam daerah itu.<br /><br />Dia mengatakan, kampanye ini sebagai upaya mengajak masyarakat untuk mencegah, pemadaman dan penanganan pascakebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut.<br /><br />Kampanye ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian warga masyarakat terhadap permasalahan kebakaran hutan dan lahan, sekaligus ikut berpartisipasi menjaga dan melestarikan cagar alam.<br /><br />Selain itu, masyarakat juga diajak meningkatkan pengetahun tentang undang-undang dan peraturan-peraturan terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta pengetahuan tentang dampak dan bahaya kebakaran hutan dan lahan di daerah ini.<br /><br />"Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan masyarakat itu kami menyebuar luaskan bahan kampanye melalui selebaran diantaranya leaflet, spantuk umbul-umbul dan baliho serta panggung hiburan," katanya.<br /><br />Kampanye yang diikuti masyarakat Dusun Pararawen ini dinilai penting karena secara tidak langsung dapat mengantisipasi bahaya kebakaran di sekitar cagar alam I dan II yang merupakan kawasan konservasi perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang kaya akan flora dan fauna khas Kalimantan Dia mengatakan, kawasan cagar alam Pararawen didominasi oleh tegakan bersuku Dipterocarpaceace tetapi juga ada jenis lainnya seperti gerongong (Cratoxylon arborescens), tembesu (Fegreacsororea), biawan (Edersia spectabilis), pelawan (Tristinia obovata).<br /><br />Selain itu juga terdapat laban (Vitex pubescens), ulin (Eusideroxylon zwageri), madang batu (Letsia sp) dan sejumlah speces anggrek diantaranya anggrek tebu (Gramatophyllum sp). Kawasan cagar alam Pararawen terdapat 17 jenis anggrek, 10 spesies lainnya belum teridentifikasi.<br /><br />Kawasan ini juga kaya dengan aneka jenis satwa seperti owa-owa (Hylobates muelleri), beruang madu (Helarcos malayanus), rusa (Cervus sp), kancil (Tragulus javanivus), kijang (Muntaicus muntjak) dan bangkui (Presbytis rubicunda).<br /><br />Berdasarkan pengakuan warga setempat di kawasan itu juga ada banteng (Bos sondaricus). Hal ini didasarkan pada seorang warga yang menyaksikannya, dan dia terpaksa memanjat pohon karena tidak berani turun selama dua hari setelah melihat banteng.<br /><br />"Namun petugas kami belum pernah melihat benteng selama bertugas di lapangan, dan hanya menemukan jejaknya saja," ujar Yusuf Trismanto. <strong>(phs/Ant)</strong></p>