Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengimbau perusahaan pelayaran untuk menunda kapalnya berlayar karena terjadi gelombang tinggi 2 sampai 3 meter. <p style="text-align: justify;">"Di perairan laut Kalimantan Selatan pada 13 – 19 Juli 2015 ketinggian gelombang laut mencapai 2 – 3 meter," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, Sadeli M, di Kotabaru, Selasa.<br /><br />Kondisi tersebut, lanjut Sadeli, dapat membahayakan bagi pelayaran kapal nelayan, kapal layar motor (KLM), tug boat, dan tongkang, kapal cargo, kapal container dan kapal penumpang, kapal Landing Craft – Tank (LCT), dan kapal roll on – roll off (Ro-ro).<br /><br />Kapal-kapal tersebut diimbau untuk menunda pelayarannya dan menunggu cuaca kembali normal dan gelombang teduh, yakni setelah tanggal 19 Juli 2015. Dan apabila terjadi gelombang tinggi hendaknya berteduh dan melihat perkembangan cuaca.<br /><br />Bagi kapal-kapal tangker yang melakukan kegiatan di pelabuhan Kotabaru untuk sementara mengurangi muatan dan tidak membawa muatan berlebihan atau over draft yang sangat mempengaruhi stabilitas.<br /><br />Akibat gelombang tinggi tersebut, kapal penumpang dan barang jenis roll on – roll off (Ro-ro) KM Kirana di Pelabuhan Balikpapan menunda keberangkatannya ke Pelabuhan Samudera Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.<br /><br />Sadeli menjelaskan, sesuai jadwal, kapal Kirana diberangkatkan dari Pelabuhan Balikpapan, Kaltim, tujuan Batulicin, Tanah Bumbu, pada Selasa (13/7) dan dilanjutkan berlayar ke Tanjung Perak, Surabaya, tetapi akibat terjadi gelombang tinggi di Laut Jawa sehingga pelayaran Kirana ditunda hingga Rabu (14/7).<br /><br />"Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang di Laut Jawa terjadi 2 meter-3 meter," jelas Sadeli. (das/ant)</p>