Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Jakius Sinyor menyatakan kualitas jalan nasional di provinsi itu masuk dalam 10 besar terbaik se-Indonesia. <p style="text-align: justify;">"Berdasarkan data, rata-rata jalan nasional di Provinsi Kalbar dalam kondisi mantap mencapai 95,69 persen," kata Jakius Sinyor mengungkapkan di Pontianak, Senin.<br /><br />Padahal rata-rata jalan nasional secara keseluruhan dalam kondisi mantap di Indonesia kini baru mencapai 87,72 persen.<br /><br />Ia menambahkan bahwa secara keseluruhan jalan nasional yang ada di Kalbar panjangnya 1.664 kilometer.<br /><br />Sementara untuk jalan provinsi, di Kalbar dalam kondisi mantap 75,85 persen dari 1.562 kilometer yang dikelola. "Masih lebih baik dibanding rata-rata nasional untuk jalan provinsi, yakni 61,71 persen," ujar mantan Kepala Dinas Kabupaten Landak itu.<br /><br />Ia mengakui, kondisi agak rendah terutama untuk jalan kabupaten dan kota. Secara nasional, kondisi mantap untuk jalan kabupaten dan kota, persentasenya 55,1 persen. Namun di Kalbar, angkanya 49,68 persen. "Itu dari total jalan kabupaten dan kota di Kalbar yang panjangnya mencapai 11.259 kilometer," kata Jakius Sinyor.<br /><br />Ia melanjutkan, untuk itu pemerintah kabupaten dan kota perlu meningkatkan anggaran di bidang infrastruktur agar kondisinya terus membaik.<br /><br />Sedangkan untuk usulan peningkatan status jalan dari kabupaten kota ke provinsi atau nasional, Jakius menjelaskan harus ada dasar dan syaratnya.<br /><br />Misalnya jalan tersebut menghubungkan antarkabupaten dan kota. Kemudian, bersifat strategis atau tidak dari banyak aspek.<br /><br />Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Kalbar, Inosensius mengatakan, anggaran daerah seharusnya lebih banyak ke belanja publik. "Bukan seperti sekarang, belanja tidak langsung lebih mendominasi," kata Inosensius.<br /><br />Ia mencontohkan, di anggaran perubahan tahun 2012, komposisinya 63 persen belanja tidak langsung, sisanya belanja langsung.<br /><br />"Prinsip anggaran berbasis kinerja adalah melakukan upaya terus menerus untuk membuat komposisi belanja publik lebih besar dibanding belanja tidak langsung. Belanja langsung dapat digunakan untuk infrastruktur," kata Inosensius. <strong>(phs/Ant)</strong></p>