Kurang Gizi Penyebab Masih Tingginya Kematian Ibu Dan Anak

oleh
oleh

Kampanye Child Health Now Gizi Ibu dan Anak 1000 Hari yang menentukan disuarakan sudah hampir setahun lamanya sejak April 2010 lalu. World Vision Indonesia bersama para mitra dan masyarakat mengambil posisi lebih starategis berdasarkan kekuatan organisasi dalam mengisi kesenjangan inisiatif untuk pencapaian tujuan pembangunan milinium gold/MDGs 4 dan 5. <p style="text-align: justify;">“Inilah dasar untuk kita menngambil keputusan menkampanyekan gizi ibu dan anak sebagai salah satu pilar pencapaian tujuan,”ungkap Anggoro pengurus WPI Sekadau kepada kalimantan-news belum lama ini.<br /><br />Diceritakanya, di Indonesia tercatat 22 balita meninggal setiap jam. 60 % dari angka kematian tersebut disebabkan oleh hal-hal yang pada dasarnya dapat di cegah. Seperti, komplikasi bayi yang baru dilahirkan, pneumonia, diare, malaria dan HIV/AIDS.<br /><br />Yang menyedihkan dikatakan Anggoro lebih dari separuh angka kamatin di sebabpakan kekurangan gizi pada saat mengalami penyakit yang dapat di cegah. Selain itu bayi dengan berat badan lahir rendah empat kali lebih rentan meninggal dalam satu bulan pertama dibandingkan bayi dengan berat badan yang normal pada saat di lahirkan.<br /><br />“Kekurangan gizi pada saat ibu hamil menurukan status reprouksi yang sehat dan meningkatkan resiko kematian pada saat melahirkan,”tukasnya.<br /><br />Sedangkan ibu yang mengalami anemia bert 3,5 kali lebih rentan dan bagi ibu yang mendertita anemia sedang 1,35 kali lebih rentan meninggal saat melahirkan dibandingkan perempuan yang tidak anemia. Selain itu perempuan yang tidak naik berat badannya selama masa kehamilan juga dikatakan rentan melahirkan bayi yang berat badanya lahir rendah pula.<br /><br />“Kematian ibu didalam sebuah keluarga akan mencabut kesempatan bayi untuk mendafatkan pengasuhan yang optimal dan anak yang tidak memiliki ibu akibat meninggal akan rentan sepuluh kali terenggut nyawanya sebelum berusia lima tahun,”papar anggoro.<br /><br />Lebih jauh Anggoro menyatakan berdasarkan data diatas di tambah bukti dari penelitian global menimpulkan bahwa kesempatan emas yang bisa diulang kembali adalah masa kehamilan sampai anak berusia dua  tahun. Dalam priode ini status gizi ibu yang sedang mengandung dan anak menentukan status kesehatan dan gizi anak disaat massa mendatang.<br /><br />Hasil Resikesdas di indonesia tahun 2010 menunjukan bahwa status gizi anak indonesia masih sangat kurang. Secara nasional prevalensi gizi kurang pada anak balita dengan indek berat badan menurut umur adalah 17,9%. Sedangkan, prevelansi anak pendek (indek tinggi badan dan menurut berat) adalah 53,6% dan revlansi anak kurus (indek berat badan menurut tinggi badan) adalah 13,3%.<br /><br />“Angka-angka ini mengalami penurunan namun, tidak jauh berbeda dengan tahun 2007. Hingga, bisa dikatakan tidak ada perbaikan signifikan status gizi selama kurun waktu tiga tahun,”tukasnya.<br /><br />Sembari mengingatkan bahwasanya dengan keadaan demikian pemerntah harus bekerja keras agar target penurunan angka kematian balita menjadi 32/1000 dan angka kematian balita menjadi 23/1000 dapat tercapai di tahun 2015. <strong>(phs)</strong></p>