Kutai Timur Sudah Bebas Penyakit Rabies

oleh
oleh

Penyakit rabies atau biasa disebut anjing gila sejak dua tahun terakhir 2009-2010 tidak lagi teridentifikasi di Kutai Timur. <p style="text-align: justify;">Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, Robert Lim, di Sangata, Selasa, sejak 2009-2010 Kutai Timur bebas penyakit rabies yang disebabkan gigitan anjing, kucing maupun monyet. <br /><br />Pada 2008 penyakit infeksi yang bersifat akut pada susunan saraf ini masih teridentifikasi oleh tim dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur. <br /><br />"Rabies pernah teridentifikasi pada Agustus 2008 di Kampung Tator, Desa Singa Gembara Kecamatan Sangata Utara. Dimana dua warga digigit anjing, yakni seorang ibu dan seorang anak terkena rabies," katanya. <br /><br />Setelah kejadian itu Dinas Pertanian dan Peternakan melakukan vaksinasi hewan secara rutin, kemudian tidak pernah lagi ditemukan kasus rabies. <br /><br />Vaksinasi pencegahan rabies kata Robert Lim sudah dilakukan tim medis di 18 kecamatan se-Kutai Timur. <br /><br />"Tim selalu monitoring terhadap penularan virus rabies yang disebabkan gigitan yang dilakukan secara berkesinambungan dan memberi laporan berkala," katanya. <br /><br />Meski demikian, kami berharap masyarakat, apabila ada anjing, kucing atau monyet yang dicurigai mengidap penyakit berbahaya, maka segeralah melaporkan kepada petugas setempat ataupun langsung ke Dinas Pertanian dan Peternakan. <br /><br />Pertolongan pertama, yang mesti dilakukan bila ada manusia digigit anjing, adalah tubuh yang digigit itu hendaknya dibersihkan selama 15 menit pada air mengalir dengan menggunakan sabun atau alkohol, ujarnya <br /><br />"Penyakit Rabies, kata Robert Lim, merupakan penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan ditakuti karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selalu berakhir dengan kematian," katanya <br /><br />Mengingat akan bahaya dan keganasannya terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, maka usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif. Untuk itu pemerintah menetapkan agar Indonesia bebas Rabies pada tahun 2005. <br /><br />Adapun vektor dalam penularan penyakit ini adalah anjing, kucing dan binatang-binatang liar seperti kera, kelelawar, rakun, serta rubah. <br /><br />Robert mengatakan, bahwa cara penularan virus rabies ditemukan dalam jumlah banyak pada air liur hewan yang menderita rabies. <br /><br />Virus ini akan ditularkan ke hewan lain atau ke manusia terutama melalui luka gigitan, jilatan pada luka atau kulit yang tidak utuh, serta jilatan pada selaput mukosa yang utuh. <strong>(das/ant)</strong></p>