Komisi II DPRD Kota Bontang, Kalimantan Timur, mempertanyakan kinerja dua pembangkit listrik yang beroperasi di wilayah setempat terkait dengan pemadaman aliran listrik, Rabu (18/2) malam hingga Kamis (19/2). <p style="text-align: justify;">Anggota Komisi II DPRD Kota Bontang Nursalam ketika dihubungi di Bontang, Jumat, mengatakan bahwa sebelum masuk jaringan interkoneksi Sitem Mahakam, pasokan listrik di wilayah Bontang dipenuhi dari dua pembangkit yang ada, yakni PLTD (diesel) dan PLTG (gas).<br /><br />"Ini yang menjadi tanda tanya kami, bagaimana fungsi kedua PLTG tersebut sebenarnya saat terjadi listrik padam total seperti kemarin?" katanya.<br /><br />Aliran listrik di empat kabupaten/kota di Kaltim meliputi Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Kutai Kartanegara yang masuk jaringan Sistem Mahakam, padam akibat terganggunya transmisi.<br /><br />Padamnya aliran listrik berlangsung mulai Rabu (18/2) malam pukul 19.00 Wita hingga Kamis (19/2). Hampir sebagian besar wilayah di empat kabupaten/kota tersebut, termasuk Kota Bontang, terkena dampak gangguan transmisi.<br /><br />Menurut Nursalam, sebelum masuk jaringan interkoneksi Sistem Mahakam pada akhir 2014, Bontang sudah memiliki dua pembangkit yang mampu memenuhi kebutuhan listrik pelanggan dan masyarakat di daerah setempat.<br /><br />"Seharusnya ketika jaringan listrik Sistem Mahakam terganggu, kedua pembangkit itu bisa berfungsi. Akan tetapi, kenyataannya tidak berfungsi dengan baik sehingga ada beberapa wilayah di Bontang yang listriknya padam," tambahnya.<br /><br />Menurut dia, Komisi II DPRD Bontang dalam waktu dekat akan memanggil pihak PLN dan instansi terkait untuk menanyakan masalah kedua pembangkit listrik tersebut.<br /><br />Sebelumnya, General Manager PT PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Utara Machnizon Masri menjelaskan "black out" atau pemadaman total aliran listrik pada jaringan Sistem Mahakam terjadi akibat adanya gangguan transmisi pembangkit di Tengkawang dan Embalut. (das/ant)</p>