Legislator : Waspadai Eksodus PSK Dolly Ke Kalteng

oleh
oleh

Pemerintah Kalimantan Tengah harus mewaspadai eksodus pekerja seks komersil setelah munculnya rencana penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yakni Dolly dan Jarak Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 19 Juni mendatang. <p style="text-align: justify;">“Dari hasil informasi yang kita terima sudah ada beberapa pekerja seks komersil (PSK) dari Dolly yang bekerja di kafe remang-remang di Kota Palangka Raya,” kata Ketua Komisi C DPRD Kalteng Guntur HAA, di Palangka Raya, Rabu.<br /><br />Dengan ditutupnya Lokalisasi Dolly, telah menimbulkan rasa khawatir dari kalangan wakil rakyat. Pasalnya, para pekerja seks komersial bukan alih pofesi, tetapi alih lokasi.<br /><br />“Dan yang menjadi kekhawatiran kita, wilayah di Kalteng bakal menjadi salah satu sasarannya,” tambahnya.<br /><br />Sebenarnya, politisi Golkar ini tidak melarang datangnya PSK Dolly ke Kalteng untuk mencari pekerjaan. Namun, harus ditampung di tempat yang jelas. Misalnya di lokalisasi yang jelas terdata. Bukan di kafe remang-remang yang tidak terpantau.<br /><br />“Kita meminta pemerintah provinsi dan pemerintah daerah melalui Dinas Sosial untuk aktif melakukan verifikasi dan pendataan di kafe-kafe, tempat karaoke, dan diskotek,” katanya.<br /><br />Kemudian, kemungkinan eksodus besar-besaran dari PSK Dolly ke Bumi Tambun Bungai ini harus disikapi secara serius oleh pemerintah. Karena yang dikhawatirkan dari kedatangan mereka justru membawa virus HIV dan menyebarkannya ke wilayah Kalteng.<br /><br />“Yang dikhawatirkan mereka datang membawa virus HIV dan menyebarkannya di Kalteng, Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus untuk mencegah penyebaran penyakit menular itu bersama datangnya PSK dari Dolly,” pungkasnya. <strong>(das/ant)</strong></p>