Limbah Peternakan Cemari Lingkungan Banjarmasin

oleh
oleh

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Drs Hamdi mengungkapkan ternyata sektor pertanian khususnya perikanan dan peternakan sangat besar mencemari lingkungan kota setempat. <p style="text-align: justify;">Berdasarkan penelitian pencemaran sektor perikanan dan peternakan mencapai 47 persen, kata Hamdi di Banjarmasin, Senin seraya menunjuk aktivitas keramba ikan Sungai Martapura dan rumah potong hewan di beberapa lokasi Banjarmasin.<br /><br />Menurutnya pemberian pakan ikan yang diberikan pada budidaya ikan sistem keramba tidak seluruhnya dimakan ikan, selebihnya menjadi limbah yang mempengerahui kondisi air terutama tingkat keasaman.<br /><br />Berdasarkan pengamatannya keramba banyak dilihat di kawasan Banua Anyar Sungai Martapura.<br /><br />Kemudian untuk limbah peternakan terlihat di rumah potong hewan yang airnya langsung ker sungai, dimana terlihat selain limbah kotoran ayam dan sapi juga darah yang berceceran serta bulu-bulu dan limbah lainnya.<br /><br />"Bayangkan saja di Banjarmasin ada sekitar 35-40 ribu ekor ayam dipotong per hari begitu juga sapi antara 35-50 ekor, berapa banyak limbah yang mengotori lingkungan," katanya.<br /><br />Tadainya dikira setelah ada Rumah Potong Hewah (RPH) di Basrisih persoalan limbah bisa tertatangi tetapi setelah ditinjau ke lapangan hal itu hanya memindahkan masalah saja, ternyata limbahnya tetap saja ke sungai.<br /><br />Oleh karena itu perlu penanganan serius dalam persoalan limbah sektor pertanian ini karena bila terus dibiarkan jelas akan mempengarhui kulaitas lingkungan kota ini, tambahnya. <strong>(das/ant)</strong></p>