Beberapa waktu lalu, di sejumlah Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah para siswa mendapatkan buku mengenai sosok Presiden SBY sebagai buku pelajaran. Meskipun di Kabupaten Sintang belum ditemukan adanya buku mengenai SBY, namun Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, YAT Lukman Riberu, Sabtu (05/04/2011) menyatakan tidak setuju jika buku tersebut dijadikan sebagai buku bacaan disekolah. <p style="text-align: justify;">"Kenapa harus buku seperti itu, sebaiknya hanya dengan buku-buku yang menunjang mata pelajaran saja," ungkap Lukman yang dihubungi kalimantan-news.<br /><br />Dikatakan, untuk sementara Dinas Pendidikan kabupaten Sintang memang belum melakukan tender untuk pengadaan buku-buku melalui DAK 2010-2011. Dalam pengadaan buku-buku pelajaran, menurutnya ada yang diusulkan untuk buku-buku dengan muatan lokal. Semua buku-buku yang akan diterima siswa akan disesuaikan dengan buku hasil rekomendasi dari Diknas Provinsi.<br /><br />"Kita memnag belum melakukan tender untuk pengadaan buku-buku pelajaran" kata Lukman.<br /><br />Secara pribadi, Lukman menilai dengan masuknya buku tentang Presiden SBY di sekolah-sekolah, khususnya yang terjadi di Pulau jawa, sepertinya hanya mengkultuskan pribadi seorang SBY selaku Kepala Negara. <br /><br />"Banyak tokoh-tokoh negarawan yang lain sebelum SBY, seperti Soekarno, Soeharto, atau Gus Dur saja tidak dibuat untuk dijadikan buku pelajaran disekolah. Kalau hanya SBY ya sama saja kita hanya mengkultuskan seorang saja," ungkapnya.<br /><br />Ditambahkan, sebaiknya jangan hanya profil tentang SBY yang dijadikan bahan bacaan di sekolah, namun juga semua tokoh Indonesia dari semua lapisan dan disiplin ilmu, termasuk seniman dan tokoh agama.<br /><br />Ditegaskan, sebaiknya pula hal-hal yang berbau politik tidak perlu dimasukan pula diranah dunia pendidikan.<br /><br />"Biarkanlah dunia pendidikan itu di posisi yang netral dan jauh dari kontaminasi politik," pungkasnya. <strong>(*)</strong></p>