Mahasiswa Kaltim Di Mesir Dapat Beasiswa

oleh
oleh

Pemprov Kaltim memberikan beasiswa kepada sekitar 70 mahasiswa dari daerah itu yang kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, dengan nilai antara Rp700 juta hingga Rp800 juta setiap tahun. <p style="text-align: justify;">Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Rabu, mengatakan beasiswa itu sudah diberikan sejak 2009 dan hingga kini masih berjalan.<br /><br />Dia berharap para mahasiswa tersebut dapat mengembangkan pengetahuannnya, terutama dalam pengembangan dan penanaman nilai-nilai agama Islam bagi generasi muda di Kaltim.<br /><br />Pemprov Kaltim, katanya, akan tetap mendukung pembangunan asrama mahasiswa dari Kaltim yang belajar di Mesir, apalagi saat ini anggaran untuk pembangunan asrama tersebut sudah dialokasikan dari APBD.<br /><br />Pembangunan asrama mahasiswa Kaltim di Mesir dinilainya merupakan hal yang penting, pasalnya selama ini mahasiswa asal Kaltim masih menumpang pada asrama mahasiswa asal Kalimantan Selatan.<br /><br />Dalam pembangunan asrama tersebut, Awang Faroek mengusulkan dua opsi kepada Dubes RI untuk Mesir.<br /><br />Opsi pertama adalah, hibah langsung diberikan kepada Kementerian Agama yang kemudian mereka yang membangunnya. Opsi kedua adalah, hibah diberikan kepada Kementerian Luar Negeri dan kementerian yang membangun.<br /><br />Saat ini Pemerintah Mesir sudah mewakafkan tanah untuk pembangunan 18 menara/apartemen untuk Indonesia di tempat yang strategis.<br /><br />Sumatera Utara sudah menjadi perintis dalam pembangunannya karena proyek itu strategis yang bukan saja untuk kepentingan mahasiswa Sumut, namun juga untuk seluruh mahasiswa di Indonesia yang belajar di Mesir.<br /><br />Rencananya, satu gedung asrama terdiri atas empat lantai dengan kapasitas tampung sebanyak 400 mahasiwa, namun tidak semua ruang akan diisi oleh mahasiswa dari Indonesia termasuk Kaltim, melainkan harus berbagi dengan mahasiswa dari negara lain.<br /><br />Rinciannya adalah 200 untuk mahasiswa asal Indonesia, sedangkan 200 lagi diisi dari sejumlah negara lain, sehingga adanya suatu transfer ilmu dari masing-masing negara, khususnya penggunaan bahasa Arab sebagai alat komunikasi di Kairo atau di Timur Tengah. <strong>(das/ant)</strong></p>