Mahasiswa Kaltim Di Mesir Diimbau Tidak Panik

×

Mahasiswa Kaltim Di Mesir Diimbau Tidak Panik

Sebarkan artikel ini

Mahasiswa dan warga Kalimantan Timur yang berada di Kairo dan kota lainnya di Mesir, diminta untuk tidak panik dan tidak bertindak gegabah demi keselamatan diri. <p style="text-align: justify;">Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kaltim Encik Widyani di Samarinda, Selasa meminta agar warga Kaltim dan mahasiswa saling berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir. <br /><br />Dia melanjutkan, Pemerintah pusat melalui Kedutaan Besar di Mesir telah menyewa pesawat khusus untuk mengangkut warga kembali ke Indonesia. "Hal itu jangan sampai di sia-siakan oleh para mahasiswa Kaltim, namun semua harus tetap tertib agar berjalan lancar," katanya. <br /><br />Politisi Partai Golkar itu juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Kaltim agar dapat menjalin hubungan komunikasi intensif, bukan hanya kepada para warga dan mahasiswa yang berada di Mesir, melainkan juga kepada para orang tua di Kaltim. <br /><br />Hal itu perlu dilakukan karena tidak sedikit orang tua yang khawatir karena tidak mendapatkan informasi tentang keberadaan anak mereka yang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. <br /><br />Berdasarkan data yang dia miliki, jumlah mahasiswa asal Kaltim yang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, Mesir sebanyak 55 orang. <br /><br />Terkait pembangunan asrama atau rumah daerah yang diperuntukan bagi para mahasiswa asal Kaltim di Kota Kairo, menurut Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Abdul Djalil Fattah, terpaksa harus ditangguhkan hingga menunggu suasana menjadi kondusif kembali. <br /><br />"Pembangunannya di anggaran di APBD murni 2010 senilai Rp2,5 miliar, namun terdapat beberapa kendala yang menjadi penyebab gagalnya memulai proses pembangunan," katanya. <br /><br />Kendala itu di antaranya, pada 2010 pihaknya sudah memesan tempat yang cukup strategis karena berdekatan dengan kampus Al-Azhar, namun peraturan di Mesir, dua minggu setelah pesan tempat harus dilunasi. <br /><br />Karena sesuai peraturan itu harus lunas, sementara Kaltim belum melunasi hingga batas waktu yang ditentukan sehingga hal tersebut menjadi gagal. <br /><br />Perbedaan peraturan antarkedua negara tersebut menjadi faktor penyebab sulitnya rencana pembangunan asrama direalisasikan. <br /><br />Namun demikian, Encik mengaku segera akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk kembali membahas kelanjutan program yang telah direncanakan dua tahun silam itu.<strong> (das/ant)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.