Empat mahasiswa Universitas Jember (Unej) melakukan penelitian terhadap umbi gembili (Dioscorea esculenta) untuk dijadikan bahan pangan alternatif karena harga beras di pasaran melambung tinggi. Empat mahasiswa yang tergerak meneliti umbi gembili adalah Desy Ainur Rizki, Aprilia Rizki Savitri, Rahma Rina Wijayanti, dan Dwi Budi Alamsyah. <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 7.5pt; font-family: Verdana;">Empat mahasiswa Universitas Jember (Unej) melakukan penelitian terhadap umbi gembili (Dioscorea esculenta) untuk dijadikan bahan pangan alternatif karena harga beras di pasaran melambung tinggi. Empat mahasiswa yang tergerak meneliti umbi gembili adalah Desy Ainur Rizki, Aprilia Rizki Savitri, Rahma Rina Wijayanti, dan Dwi Budi Alamsyah. <br /> <br /> "Gembili merupakan salah satu bahan pangan umbi yang potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal di Kabupaten Jember," tutur Dwi Budi Alamsyah di Jember, Minggu. <br /> <br /> Menurut dia, gembili merupakan bahan pangan lokal yang dapat menjadi sumber bahan pangan karbohidrat alternatif pengganti nasi dan cocok untuk semua kalangan, baik dewasa maupun anak-anak. <br /> <br /> "Daging gembili berwarna putih, teksturnya mirip ketela rambat, namun rasanya manis bahkan lebih manis dari ubi madu, sehingga membuat gembili cocok untuk dikonsumsi anak-anak maupun lanjut usia," paparnya. <br /> <br /> Sementara Desy Ainur Rizki mengatakan, gembili sebagai bahan dasar pengolahan makanan karena tanaman umbi itu sudah langka dan jarang sekali petani yang membudidayakan. <br /> <br /> "Jika dipopulerkan sebagai bahan pangan alternatif, bukan tidak mungkin gembili menjadi makanan yang disukai masyarakat, kini tinggal bagaimana mengemasnya saja," tuturnya. <br /> <br /> Keempat mahasiswa itu mengolah dan mengembangkan gembili dengan cara yang bervariasi, mulai dari yang mudah yakni hanya dengan mengukusnya hingga mengolahnya menjadi tepung. <br /> <br /> "Gembili kukus dapat langsung dimakan, namun kami mengolahnya menjadi aneka makanan tradisional yang kini mulai dilupakan oleh sebagian masyarakat seperti kolak, sawut, dan gethuk," paparnya. <br /> <br /> Tepung gembili, lanjut dia, dapat dijadikan sebagai bahan substitusi pembuatan mie, aneka puding, brownies kukus, blackforest kukus, bubur, hingga es krim. <br /> <br /> "Untuk mendukung gerakan `Go Green`, kulit gembili yang tak terpakai pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk," katanya, menambahkan. <br /> <br /> Penelitian tersebut dilakukan sejak pertengahan bulan Desember 2010 hingga pertengahan Februari 2011. Bahkan, mereka juga melakukan survei daerah mana saja yang berpotensi untuk pembudidayaan tanaman gembili di Jember. <br /> <br /> Hasil penelitian itu diajukan dalam lomba "Bussiness Concept" yang diadakan oleh Indonesian Youth Ideas. Konsep bisnis yang dilombakan harus berkaitan dengan tema acara "Pengembangan Produk Berbahan Dasar Lokal yang Ramah Lingkungan", dengan penemuan dan ide konsep berasal dari tim itu sendiri serta bukan plagiat. <br /> <br /> Penelitian empat mahasiswa tersebut gagal masuk babak final, namun panitia penyelenggara berjanji untuk membukukan karya ilmiah itu dan terbit pada bulan Juni 2011. (Eka/Ant)<br /></span></p>