Puluhan pengendara roda dua dan roda empat terjaring pada hari terakhir operasi patuh Kapuas 2015, yang dilaksanakan satlantas polres di Jalan Juang KM 1 depan pos lantas Selasa (9/6). <p style="text-align: justify;">Operasi gabungan yang dipimpin oleh KBO lantas Ipda Haryono ini, melibatkan dinas perhubungan, satpol PP subdenpom TNI dan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Melawi. <br /><br />Tak sedikit pengendara mobil mewah yang terjaring dalam razia tersebut, termasuk kalangan PNS karena tak membawa perlengkapan surat kendaraan seperti SIM dan STNK.<br /><br />“Hari ini merupakan operasi patuh yang terakhir kita laksanakan, dimulai sejak tanggal 27 Mei sampai dengan 9 Juni, dalam setiap kegiatan kita memang melibatkan sejumlah intansi terkait,” kata KBO lantas Haryono usai operasi.<br /><br />Dia mengklaim selama dilaksanakan operasi patuh, tingkat kesadaran masyarakat dalam berkendara naik mencapai 60 persen. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah pengendara yang membawa perlengkapan kendaraan termasuk surat menyuratnya.<br /><br />“Biasanya kan jika berboncengan hanya satu yang menggunakan helm, sekarang rata-rata yang diboncengkan juga sudah membawa, perlengkapan kendaraan seperti spion dan surat menyurat SIM juga sudah dilengkapi,” katanya.<br /><br />Lebih lanjut Haryono menegaskan, pada operasi kali ini tilang STNK 11, SIM 5. Dari Sat Lantas sendiri berhasil mengamankan 11 kendaraan roda dua, kemudian Dishub mengamankan 7 unit kendaraan, sedangkan dari Dispenda atau Samsat dari 17 kendaraan yang pajaknya mati ada sekitar 15 yang dibayar.<br /><br />“Jumlah ini jauh lebih menurun jika dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 40 sampai 50 pengendara,” katanya.<br /><br />Selain itu, kata Haryono angka kecelakaan lalulintas juga bisa ditekan selama operasi patuh dilaksanakan. Namun demikian, Haryono tidak menyebutkan persentase penurunannya berapa.<br /><br />“Untuk persentase penurunan laka harus lihat data dulu, namun sudah ada penurunan, selain itu masyarakat yang hendak mengurus SIM juga meningkat,” kata Haryono.<br /><br />Haryono mengimbau kondisi ini tetap bertahan, jangan sampai masyarakat hanya sadar saat ada razia dilaksanakan aparat. Karena tujuan membawa kelengkapan kendaraan ini bukan untuk aparat melainkan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.<br /><br />“Penggunaan helm harus standar, baik yang membawa maupun yang dibonceng, SIM dan STNK harus dibawa kemanapun pergi,” katanya.<br /><br />Sementara itu, Kasi penagihan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Melawi, Rusdiansyah, juga mengklaim, kesadaran masyarakat dalam membayar pajak meningkat selama dilaksanakan razia.<br />“Peningkatannya mencapai 19 sampai dengan 20 persen,” katanya.<br /><br />Rusdiansyah menegaskan, kendati operasi patuh telah selesai dilaksanakan, UPPD Melawi akan terus melaksanakan razia bersama intansi terkait. Hal ini untuk menekang banyaknya tunggakan pajak kendaraan dari masyarakat.<br /><br />“Kita sudah program razia gabungan ini akan dilaksanakan selama 4 kali dalam satu bulan, kegiatannya dilaksanakan secara berpindah-pindah,” tandasnya.<br /><br />Rusdiansyah menambahkan, saat razia dilaksanakan, pengendara yang pajak kendaraannya mati maka bisa melakukan pembayaran di tempat. STNK yang mati akan langsung diganti yang baru.<br /><br />“Jadi razia ini juga membantu masyarakat, mungkin yang tidak sempat membayar pajak sendiri bisa membayar di sini,” tandasnya. (KN)</p>