Memasuki musim hujan pada Februari 2012, masyarakat Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah (Kalteng) diimbau untuk mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). <p style="text-align: justify;">"Meski saat ini di kawasan setempat belum ada kasus DBD, kami mengimbau agar masyarakat dapat menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. Khususnya membersihkan tempat penampungan air tempat berkembangnya nyamuk DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan Rusman Effendi, di Buntok, Selasa.<br /><br />Ia mengatakan, sudah mengirimkan surat siaga ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di kawasan setempat. Surat siaga tersebut berisikan imbauan untuk warga agar dapat melakukan kegiatan pembersihan lingkungan dalam rangka penanggulangan DBD.<br /><br />Menurutnya, selain mengedarkan surat tersebut, pihaknya juga sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai 3M yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur kaleng bekas yang dapat menyebabkan adanya genangan air hujan tempat jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD berkembang biak.<br /><br />"Menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan menutup rapat tempat penampungan air serta mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, ban bekas di sekitar rumah," jelasnya.<br /><br />Melalui penyuluhan tersebut, pihaknya juga membentuk tim pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Tim PSN itu bertugas menutup genangan air, membersihkan saluran air dan menebang serta membersihkan semak belukar yang menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah pada musim hujan.<br /><br />Hal itu dilakukan mengingat penanggulangan penyebaran nyamuk demam berdarah tidak cukup hanya dengan pengasapan, tapi juga harus melibatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan dan lingkungannya.<br /><br />Sementara itu, Kepala Puskesmas Dusun Selatan Kaspul Anwar menambahkan, sampai dengan saat ini masih belum ada pasien yang terdeteksi terkena DBD.<br /><br />"Meski belum ada yang terkena DBD, kami mengharapkan masyarakat jangan lengah dan selalu waspada. Sebab, sudah ada beberapa korban jiwa di kabupaten lain yang meninggal akibat penyakit tersebut," ujarnya.<br /><br />Ia mengungkapkan, untuk hidup sehat tidak harus menunggu adanya DBD, sebab apabila lingkungan sekitar kotor semua jenis virus atau penyakit bisa berkembang dengan cepat. Sehingga dampaknya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sekitar.<br /><br />Pihaknya juga menjelaskan, bahwa selama ini telah melakukan berbagai upaya seperti melakukan siaran keliling mengenai 3M, melakukan penyuluhan ke sekolah dan masyarakat. Serta mengimbau agar para siswa sebelum berangkat ke sekolah dapat diolesi obat anti nyamuk sebagai salah satu upaya pencegahan sejak dini. <strong>(das/ant)</strong></p>