Masyarakat Pulau Nyamuk Harapkan Bantuan Pembangunan

oleh
oleh

Sarjana Pendamping Desa meminta Pemerintah Kabupaten Kubu Raya membantu masyarakat Pulau Nyamuk Kecamatan Sungai Kakap membenahi infrastruktur warga yang terkena puting beliung tahun lalu. <p style="text-align: justify;">"Kita harapkan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan Provinsi Kalimantan Barat bisa segera membantu masyarakat dalam memperbaiki beberapa infrastruktur dan perumahan masyarakat yang terkena musibah puting beliung, tahun 2010 lalu. Karena sampai sekarang masyarakat di sana, belum mendapatkan bantuan," kata Petugas Sarjana Pendamping Desa Kubu Raya yang ditempatkan di Desa Tanjung Saleh, Abu Nawas, di Sungai Raya, Senin.<br /><br />Menurut dia, Pulau Nyamuk merupakan daerah relokasi yang terletak di Desa Tanjung Saleh, Kecamatan Sungai Kakap, dihuni oleh masyarakat bekas korban kerusuhan Sambas tahun 1999.<br /><br />Sebelumnya Pulau Nyamuk adalah hutan belantara tanpa penghuni. Namun pada tahun 2000 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Pemerintah Kabupaten Pontianak (sebelum dimekarkan) berinisiatif untuk memindahkan masyarakat korban kerusuhan Sambas Tahun 1999 yang berada di penampungan ke Pulau nyamuk disertai dengan pembangunan-pembangunan infrastruktur.<br /><br />Sehingga masyarakat dapat bercocok tanam dan bisa melakukan aktifitas secara mandiri secara berkelanjutan.<br /><br />"Masyarakat korban kerusuhan Sambas yang mengikuti program relokasi pada tahun 2000 berjumlah 133 KK dan 353 jiwa. Pada tahun 2011 ini jumlah Kepala Keluarga yang menetap di Pulau Nyamuk sebanyak 150 KK dengan 421 jiwa termasuk warga lokal pindahan dari Pematang Empat Jari," tuturnya.<br /><br />Abu mengatakan, penduduk yang mendiami Pulau Nyamuk Desa Tanjung Saleh adalah masyarakat pendatang baru yang mayoritas suku Madura ditambah suku Bugis dan lain-lain.<br /><br />Bahkan sekarang antara penduduk lokal dengan penduduk warga eks Sambas sudah berasimilasi dan telah terbangun kerukunan antara warga lokal.<br /><br />Namun permasalahan masyarakat saat ini akibat bencana alam setelah angin puting beliung yang terjadi pada tahun 2010, mengakibatkan beberapa titik tanggul jebol, pintu air roboh total, dan bahkan banyak rumah warga rusak, sehingga saluran-saluran air banyak yang dangkal dan tersumbat, berdampak pada penghasilan masyarakat.<br /><br />"Pascakejadian tersebut warga mulai sangat merasakan dampaknya terutama di bidang pertanian bahkan produksinya diperkirakan menurun mencapai 70 persen dan berdampak pada gagal panen," katanya.<br /><br />Menurut koordinator eks korban kerusuhan Sambas, Bunut, permasalahan ini sudah disampaikan sebelumnya dan sudah dibuatkan pengajuan proposal untuk ditindaklanjuti kepada pemerintah terkait melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kubu raya. Namun, sayangnya sampai saat ini belum direalisasikan.<br /><br />"Oleh sebab itu berangkat dari permasalahan di atas, kami meminta kepada pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk dapat segera membantu normalisasi saluran air sepanjang 11 kilometer yang terletak di blok C hingga G, perbaikan tanggul yang jebol sebanyak 2 titik sepanjang kurang lebih 150 meter," kata Bunut.<br /><br />Selain itu, warga di sana juga meminta pembuatan kembali pintu air sebanyak tiga unit di blok A, E, dan F, pembangunan barau sepanjang kurang lebih 400 meter dari 14 titik rawan jebol dan pembenahan rumah warga yang rusak akibat bencana alam. <strong>(phs/Ant)</strong></p>