Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Melawi, Apelles Itang menegaskan, bahwa beras yang beredar di pasaran Kabupaten Melawi tetap aman dikonsumsi dan masyarakat diminta tidak perlu khawatir. <p style="text-align: justify;">“Keberadaan beras sintetis (palsu) yang akhir-akhir ini dilaporkan marak di sejumlah media seperti beras merk Anak Raja yang dijadikan Polres Melawi sampel dinyatakan tidak mengandung plastik. Polres Melawi pun sudah menerima uji laboratorium. Jadi, masyarakat tidak perlu lagi ragu untuk menkonsumsi beras Anak Raja,” tegas Apelles Itang dihubungi melalui telepon selurer, Minggu (14/6). <br /><br />Apelles juga menegaskan, hingga saat ini beras yang dijual di pasaran khususnya di Kota Nanga Pinoh masih cukup aman, karena belum ada laporan peredaran beras sintetis itu. “Masyarakat tidak perlu khawatir, karena beras tetap aman dikonsumsi dan tidak ada yang namanya beras palsu,” ujarnya sesuai dengan pernyataan Menteri Perdagangan dan Kapolri baru-baru ini yang menegaskan tidak ada beras plastik.<br /><br />Lebih lanjut dikatakan Apelles, beredarnya beras sintetis di sejumlah daerah juga mengundang kekhawatiran bagi sejumlah warga di Kabupaten Melawi. Kekhawatiran cukup berasalan, pasalnya, untuk kebutuhan beras di daerah ini, harus dipasok dari luar daerah, karena hasil produksi beras lokal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga lokal. <br /><br />"Saya menegaskan, tidak ada temuan beras plastik atau beras yang tercampur beras plastik di semua pedagang beras baik pedagang besar maupun pedagang kecil di Kabupaten Melawi, termasuk beras merk Anak Raja. Kalau ada temuan dugaan beras plastik, kita minta dilaporkan dan membawa sampel selanjutnya diuji laboratorium. Nah, kalau sudah uji laboratorium hasilnya akan kita ketahui," ujarnya.<br /><br />Dia menambahkan, isu peredaran beras plastik merk Anak Raja tersebut kini sudah terbukti berdasarkan uji laboratorium hasilnya pun negatif. Dia menghimbau kepada warga untuk tidak membuat pernyataan terlebih di media massa terkait dugaan-dugaan beras plastik, karena isu seperti ini akan menyesatkan dan merugikan pihak perusahaan distributor beras yang dimaksud. (KN)</p>