Mengajar Demi Masa Depan Anak Perbatasan, Prada Yunus Jalan Kaki 3 KM Menuju Sekolah Mini

oleh
oleh

SANGGAU, KN – Keterbatasan tenaga pendidik serta kepedulian terhadap masa depan anak-anak di wilayah perbatasan RI-Malaysia, Satgas Pamtas Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang membantu mengajar di SD Mini Sei Beruang yang berlokasi di Dusun Sei Beruang, Desa Sei Tekam, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Senin (23/9/19).

Dansatgas Pamtas Yonif Raider 301/PKS, Letkol Inf Andi Hasbullah di Kapuas Hulu menuturkan, kegiatan mengajar tersebut dilakukan oleh Prada Yunus Sarawai anggota Pos Sei Beruang Satgas Pamtas 301/PKS, yang merupakan putra asli kota Sorong, Papua Barat.

Sebagai tenaga pendidik, Yunus Sarawai mengajar pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Agama, sekaligus memberikan pembekalan kepada murid akan kebhinekaan NKRI guna membentuk karakter generasi muda perbatasan. Selain itu juga, memotivasi agar mempunyai keinginan untuk menjadi lebih maju dan semangat dalam menuntut ilmu.

Sebagai tenaga pengajar, Prada Sarawai harus menempuh ± 3 Km untuk sampai di SD Mini Sei Beruang dengan berjalan kaki atau menumpang sepeda motor yang melintas menuju SD tersebut. Hal ini dilakukan demi kelancaran dalam proses mengajar.

“Tidak ada kata mengeluh, yang ada hanyalah pengabdian tiada akhir demi generasi penerus bangsa, khususnya anak-anak perbatasan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dansatgas mengatakan, pendidikan itu sangat penting dan diharapkan setiap anak-anak dapat berlomba untuk menggapai cita-citanya, dalam berbagi dan peduli pendidikan terhadap generasi muda sudah menjadi bagian dari tugas dan tanggung jawab sebagai Satgas Pamtas yang selalu siap memberikan hal terbaik untuk negeri ini.

Sementara itu, Andika Guru SD Mini Sei Beruang menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kepedulian Satgas Pamtas 301/PKS dalam dunia pendidikan, khususnya di perbatasan.

“Kami sangat terbantu dengan kehadiran anggota Pos Sei Beruang, Prada Sarawai sebagai tenaga pengajar. Tentunya hal ini dapat memberi kesan tersendiri terhadap murid, karena ada bapak TNI yang mengajar berasal dari tanah Papua.

“Semoga kegiatan seperti ini dapat berlanjut serta berkesinambungan, sehingga memotivasi semangat anak-anak dalam menuntut ilmu,” tuturnya. (Pdm)