Mengawali Seminar dan Rakercab, ISKA Sintang Menggelar Misa Pembukaan

oleh
oleh

SINTANG, KN – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Kabupaten Sintang menggelar seminar dan rapat kerja cabang selama satu hari di Balai Kenyalang pada Selasa, (17/9/2019).

Mengawali seminar dan rakercab tersebut, ISKA Sintang menggelar misa pembukaan di Gereja Kristus Raja Katedral Sintang.

Misa yang dimulai pukul 07.00 WIB tersebut dipimpin langsung Pastor Moderator DPC ISKA Sintang Romo Sabinus Amir, Pr. Misa yang diikuti oleh puluhan pengurus dan anggota ISKA Sintang tersebut berlangsung hikmat dan lancar.

Bacaan Pertama yang diambil dari Surat Rasul Paulus Kepada Timotius menjelaskan bahwa untuk memimpin sebuah jemaat, seseorang harus mampu menjadi pemimpin dalam keluarganya dan bisa menjadi contoh. Seseorang juga harus mampu berprestasi dalam memimpin sebuah jemaat.

Sementara dalam Bacaan Injil yang diambil dalam Injil Lukas menceritakan kisah Yesus Kristus yang membangkitkan seorang pemuda yang merupakan anak seorang janda yang meninggal. Berita yesus membangkitkan anak muda menyebar dengan cepat, masyarakat menganggap nabi besar sudah ada di tengah masyarakat.

Romo Sabinus Amir, Pr dalam kotbahnya menyampaikan bahwa persatuan sebuah komunitas sangat penting untuk bisa mencapai tujuan. Sebagai anggota ISKA harus bertumbuh dalam iman untuk bisa menjaga NKRI dan keberagamaan.

“kematian pasti akan kita hadapi. Tetapi kematian seorang anak muda sangat disayangkan. Anak muda identik dengan energik, memiliki masa depan dan waktunya untuk berkarya. Tetapi kematian sudah menghancurkan anak muda tersebut. Tetapi Yesus Kristus membangkitkan anak muda tersebut sehingga muncul kembali harapan dan masa depan baginya” terang Romo Sabinus Amir, Pr.

Terkait tema seminar dan Rakerda ISKA Kabupaten Sintang, kita menyadari bahwa persatuan dalam bangsa Indonesia sangat penting untuk terus diingatkan kepada masing-masing warga.

Penelitian membuktikan bahwa Aparatur Sipil Negara yang terpapar paham radikalisme sebanyak 19 persen, praktisi pendidikan 23 persen, dan mungkin juga menyebar kepada anggota TNI dan Polri. Maka saya setuju kita membahas soal NKRI, keberagaman dan persatuan selama satu hari ini.

“Saya melihat, ada kesalahan yang kita lakukan selama ini yakni suka diam saja melihat kondisi masyarakat. Padahal kita diperintahkan untuk menjadi garam dan terang dunia” pesan Romo Sabinus Amir, Pr.

Lalu kita bicara mengenai bacaan pertama tadi, yang menerangkan bahwa jabatan pemilik jemaat khususnya yang dibahas dalam bacaan pertama mensyaratkan seorang pemimpin harus bukan seorang peminum, bukan hamba uang, tidak bercabang lidah, dan tidak serakah dan banyak persyaratan lainnya” tambah Pastor Sabinus Amir, Pr. (SS)