Sudah menjadi trend ataupun budaya wajib bagi masyarakat diseluruh dunia dalam penyambutan tahun baru, yakni terompet dan kembang api. Dua benda ini memang tak pernah ditinggalkan orang, dan bukan hanya konsumsi bagi masyarakat kota-kota besar ataupun mereka yang berada di ibukota provinsi yang dengan segala aksesorisnya serta ragam acara untuk peralihan tahun nanti. <p>Trend penjualan kembang api ataupun terompet di kota Sintang sudah mulai tampak saat menjelang Natal. Namun pembeli untuk 2 produk ini mulai dirasakan oleh para penjualnya ketika lepas Natal sekitar tanggal 27 Desember. Para penjual terompet dan kembang api inipun sudah mulai menjamur diberbagai titik dalam kota Sintang.<br /><br />Dari pantauan kalimantan-news.com dibeberapa titik jalan, seperti jalan lintas melawi, MT Haryono, serta beberapa perempatan, para penjual ini sudah memajang dagangannya 3 ataupun 4 hari yang lalu.<br /><br />Donny, seorang pedagang terompet dan kembang api yang ditemui kalimantan-news di kawasan Tugu BI memaparkan jika dirinya yakin penjualan terompet dan kembang api menjelang pergantian tahun akan meningkat.<br /><br />"Tahun ini mudah-mudahan banyak pembelinya," kata Donny, saat tengah bersantai dengan beberapa rekannya sambil menunggu pembeli.<br /><br />Menurutnya, tahun lalu dirinya juga berdagang barang yang sama, dan hasilnya lumayan karena juga mendapat untung. Tapi sayangnya, tahun lalu malam tahun baru sempat diguyur hujan deras sehingga penjualan terompet dan kembang api sempat terganggu.<br /><br />"Mudah-mudahan malam nanti tidak ada hujan, sehingga target tercapai," ungkapnya.<br /><br />Terompet-terompet yang ia dagangkan ini semuanya didatangkan dari Pontianak, dengan kisaran harga jual mulai dari Rp5.000 hingga Rp30.000 per buahnya.<br /><br /><br /><strong>Sintang Lebih Maju<br /></strong><br /><br />Selaku pedagang musiman, dirinya juga mengharapkan agar Kabupaten Sintang kedepannya dapat lebih maju, khususnya dapat mewujudkan diri mwenjadi Provinsi kapuas Raya dimana Sintang akan menjadi Ibukota provinsi.<br /><br />Selain itu, dirinya juga meminta kepada pemerintah daerah agar dapat lebih memperhatikan pedagang kecil seperti dirinya dapat diberikan tempat berjualan sehingga tidak selalu dipusingkan dengan penggusuran.<br /><br />"Pemerintah daerah bisa menyediakan lokasi yang strategis bagi kita pedagang kaki lima," katanya.<strong> (phs)</strong></p>