Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) berencana menggalakkan buah organik di kawasan transmigrasi. Tren tersebut menurutnya, sangat cocok digarap oleh transmigran. <p style="text-align: justify;">"Ini menarik, saya punya ide untuk mengembangkan ini. Dan hasil pertanian di Ciracas ini bisa jadi percontohan," ujarnya saat meninjau hasil pertanian di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat (BBPLM) Kemendesa PDTT Ciracas Jakarta, Rabu (13/4).<br /><br />Menteri Marwan menjelaskan, BBPLM adalah lokasi yang menjadi sentra pelatihan bagi Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM), yang kemudian bertugas untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat desa khususnya di wilayah transmigrasi. Terdapat 619 kawasan transmigrasi, yang memiliki potensi dan karakter wilayah berbeda.<br /><br />"Contohnya pepaya ini, ini kalau kita kembangkan dan kita buat pameran di wilayah representatif, saya kira akan sangat bagus. Di sini (BBPLM) tidak hanya ada pepaya, tapi juga ada buah naga dan bengkuang. Kita jadikan ini contoh, agar masyarakat termotivasi untuk berpartisipasi aktif," ujarnya.<br /><br />Pengembangan buah organik menurutnya, adalah inovasi bidang pertanian baru yang akan dikembangkan. Saat ada pameran internasional, buah hasil pertanian transmigran tersebut akan dipamerkan sebagai pertunjukan potensi desa.<br /><br />"Ini adalah kekayaan alam, dan kita perlihatkan bahwa inilah hasil potensi desa-desa kita," ujarnya.<br /><br />Tidak hanya tanaman organik, Menteri Marwan juga telah melakukan kerjasama dengan Kementerian dan Lembaga terkait, untuk mengembangkan peternakan sapi di wilayah transmigrasi.<br /><br />"Intinya, kita ingin mengentaskan daerah tertinggal. Di Pandeglang misalnya, kita kembangkan ekonomi di sana melalui budidaya ikan kerapu. Kita sesuaikan dengan karakter dan potensi wilayahnya," ujarnya.(Rls)</p>